Oleh: Amri Amrullah
Jalur Sutra di Lembah Fergana
Sebuah rute legendaris, rute peradaban. Begitulah rute perdagangan Jalur Sutra selama berabad-abad melewati kawasan yang kini dikenal dengan Asia Tengah.
Lembah Fergana adalah satu dari beberapa rute Jalur Sutra yang kini masuk dalam kawasan tiga negara Uzbekistan, Kirgistan, dan Tajikistan. Jalur ini sebagai pertemuan peradaban antara Tiongkok dan Persia serta Timur Tengah dan juga Rusia dengan Mughal, Afghanistan modern.
Ini menjadikan wilayah ini tumbuh sebagai pusat peradaban sekaligus sasaran perebutan kekuasaan di Jalur Sutra. Layaknya Bukhara dan Samarkand, di Lembah Fergana ini terdapat pula beberapa kota dengan bangunan peninggalan arsitektur Islam era Khanat. Di antaranya, Kokand, Marghilan, dan Andijan.
Pada 1709, Shaybanid Emir Shahrukh dari Minglar Uzbek mengumumkan kemerdekaan dari Khanate Bukhara, mendirikan negara di bagian timur dari Lembah Fergana.
Ia membangun benteng di Kokand dan menjadikannya ibu kota Dinasti Kokand Khanate hingga 150 tahun, terpisah dari Khan di Bukhara. Lembah Fergana tumbuh dan memegang peran kunci dalam sejarah dan budaya Khanate di Asia Tengah. Seni kerajinan dekoratif hingga arsitektur Fergana terkenal dan menjadi ciri khas bangunan di wilayah Jalur Sutra ini.
Hingga akhirnya, Khudayar Khan membangun istana megah dengan berbagai seni dekorasi mozaik keramik dan pahatnya yang memukau. Istana Khudayar Khan pun menjadi simbol Kokand bersama bangunan berkubah biru kehijauan (turquoise) yang telah menjadi simbol arsitektur Asia Tengah.
Selain itu, beberapa bangunan bersejarah lain di Kokand, di antaranya, Madrasah Narbuta-bey dari abad ke-18, Masjid Jami Kokand, Mausoleum Madori Khan yang diperuntukkan bagi makam ibu dan para istri khan dan Dakhma Shakon, bangunan makam yang diperuntukkan bagi para khan.