Kamis 23 Feb 2012 19:12 WIB

Amman, Kota Para Pengungsi (1)

Rep: c02/ Red: Chairul Akhmad
Reruntuhan kuil Hercules di Amman, Yordania.
Foto: jordan.magnificenttravel.com
Reruntuhan kuil Hercules di Amman, Yordania.

REPUBLIKA.CO.ID, Dari Abdurrahman bin Miswar, dia berkata, "Kami berdiam di Amman selama dua bulan bersama Sa'ad bin Malik. Dia meng-qashar shalat, sementara kami shalat itmam (tidak mengqashar). Ketika kami (para tabi'in) menanyakan hal itu, beliau menjawab, "Kami lebih mengetahui." (HR Al-Baihaqi dengan sanad yang hasan).

Dalam hadits di atas tercantum kata 'Amman'. Menurut Dr Syauqi Abu Khalil dalam Athlas Hadits An-Nabawi, Amman adalah kota di ujung Syam. "Dulu merupakan pusat kota negeri Al-Balqa," ujarnya. Di antara kota-kota yang ada di wilayah itu adalah Adzdarbah, Jarba, dan Elat—semuanya berada di Syam.

 

Kini, Amman merupakan ibukota dan kota terbesar Yordania dan merupakan kota politik, budaya, dan pusat komersial serta kota tertua yang masih dihuni oleh peradaban manusia. Populasi wilayah terbesar Amman dihuni lebih dari 2,8 juta penduduk pada 2010.

Sepanjang sejarahnya, Amman telah dihuni oleh beragam jenis masyarakat. Catatan sejarah menunjukkan bahwa masyarakat pertama yang menghuni kota itu berasal dari masa Neolitikum, yaitu sekitar 1005 SM. Para arkelog menemukan jejak kehidupan masa Neolitikum di Ain Ghazal yang terletak di sebelah timur Amman.

Menurut para arkelog, masyarakat tertua di wilayah itu tidak hanya hidup menetap, tetapi juga telah menghasilkan karya seni. Fakta itu menunjukkan betapa peradaban yang menetap di wilayah Amman tua itu telah mengalami perkembangan yang baik pada masa itu.

Pada abad ke-13 SM, Kota Amman dijuluki Rabbath Ammon oleh bangsa Ammon. Setelah itu, daerah tersebut dikuasai oleh bangsa Assyria dan diikuti oleh bangsa Persia. Setelah itu ditaklukkan lagi oleh bangsa Makedonia. Pemimpin Macedonia di Mesir, Ptolemy II Philadelphus, mengubah nama kota ini menjadi Philadelphia.

Kota ini menjadi bagian dari Kerajaan Nabatea hingga 106 M, ketika Philadelphia berada di bawah kekuasaan Romawi dan bergabung dengan Decapolis. Pada 321 M, Kristen menjadi agama kerajaan tersebut dan Philadelphia menjadi kursi keuskupan selama awal era Bizantium. Philadelphia kembali berganti nama menjadi Amman pada periode Ghassanian dan berkembang di bawah kekhalifahan Bani Ummayyah di Damaskus dan Abbasiyyah di Baghdad.

Beberapa kali gempa bumi dan bencana alam menghancurkan Amman dan menjadikan kota tersebut sebuah desa kecil dan reruntuhan batu hingga pendudukan Circassian pada 1887.

Kota tersebut berubah ketika Sultan Ottoman memutuskan untuk membangun jalur kereta Hijaz yang terhubung ke Damaskus dan Madinah. Ia memfasilitasi baik ritual haji dan perdagangan tetap yang menjadikan Amman sebagai stasiun utama pada peta komersial.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement