REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK – Majelis Shubuh Al Ahad (MSA) mengadakan kajian di Masjid Al-Ikhlas, Kampung Parungbingung, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat, Ahad (16/6).
“Kegiatan tersebut dihadiri sekitar 350 jamaah,” kata Ketua Majelis Shubuh Al Ahad (MSA), Ustaz Rihadi BS, SPd melalui rilis yang diterima Republika.co.id.
Ia menyebutkan, kegiatan tersebut diawali dengan shalat Shubuh berjamaah, lalu dilanjutkan dengan ceramah umum yang disampaikan oleh Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Akhyar, Parungbingung, Dr Syamsul Yakin MA.
Pada kesempatan tersebut, Syamsul Yakin yang juga dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta membahas tentang keistimewaan tua dan beruban. Ia menukil kitab Mawaidz al-Ushfuriyah yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Abi Bakar.
Penulis kitab itu mengutip hadits Nabi Muhamamd SAW yang bersumber dari Anas bin Malik, “Sesungguhnya Allah senantiasa menatap wajah orang yang sudah tua pada pagi dan sore hari. Allah seraya berfirman, ‘Wahai hamba-Ku, sungguh usiamu telah tua, kulitmu kian menipis, tulangmu pun telah merapuh sedang ajalmu sudah dekat, karena itu telah tiba waktumu untuk menjumpaiku. Maka malulah kamu kepada-Ku, lantaran ubanmu aku malu menyiksamu di neraka”.
Hadits ini, kata Syamsul Yakin, paling tidak memberi dua informasi. Pertama, Allah mengajak manusia untuk memperhatikan kondisi fisik, psikis, dan fisioterapis. Hal ini penting sebagai upaya rehabilitasi baik pencegahan maupun diagnosis.
“Salah satunya adalah dengan cara mengingat mati yang ditandai dengan menuanya usia, menipisnya kulit, dan merapuhnya tulang,” ujar Syamsul Yakin, ulama kelahiran Kampung Parungbingung.
Pengasuh Pondok Pesantren Darul Akhyar, Parungbingung, Depok, Dr KH Syamsul Yakin MA mengupas tentang keistimewaan tua dan beruban.
Kedua, hadits ini juga merupakan kabar gembira buat orang yang sudah tua, yakni orang yang telah tumbuh uban di kepala. “Ini misalnya, terkuak dalam penggalan hadis, ‘malulah kamu kepada-Ku, lantaran ubanmu aku malu menyiksamu di neraka’,” papar Syamsul Yakin.
Rihadi menjelaskan, Majelis Shubuh Al Ahad (MSA) adalah gerakan shalat Shubuh berjamaah yang digawangi oleh Ustaz Rihadi dan Ustaz Hadi Darmawan SPdI (kepala SMP Islam Sa’id Yusuf, Parungbingung), serta dibina oleh para ustaz yang ada di Kampung Parungbingung. Mereka di bawah koordinasi Ustaz H Gozali HY, Ustaz H Gozali HD, Dr KH Samsul Yakin MA, dan Dr KH Sya'roni MPd (pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Sa’id Yusuf, Parungbingung). Semuanya merupakan ulama kelahiran Kampung Parungbingung.
“Gerakan ini dimulai sejak tahun 2014 yang berawal dari Mushala Al Munawwar, RT 03 RW 03. Dalam perjalanannya hingga saat ini, MSA sudah merambah hampir seluruh masjid dan mushala yg ada di Kampung Parungbingung secara bergiliran. Tidak kurang dari 250 jamaah setiap minggunya berduyun-duyun mendatangi masjid dan mushala yang sudah ditentukan. Mereka merupakan jamaah gabungan dari masjid-masjid dan mushala-mushala yang ada di Kampung Parungbingung,” kata Rihadi.
Ia mengemukakan, kegiatan Shubuh keliling MSA diawali dengan shalat Shubuh berjamaah. Lalu dilanjutkan dengan pengajian yang terdiri dari kajian kitab kuning dan ceramah umum. Adapun kitab kuning yang dibahas (secara bergantian tiap minggu) terdiri dari Nuruz Zholam (fauhid), Safinatun Naja (fiqh), Washiyatul Musthofa (tasawuf), Tafsir Jalalain (tafsir Quran), dan tajwid.
Pada Ahad kedua di bulan Syawal 1440 H (16/6), MSA dilaksanakan di Masjid Jamie Al Ikhlas yang merupakan masjid pertama di Kampung Parungbingung . “Ada sekitar 350 jamaah yang hadir dalam kesempatan ini. Hal itu ditandai dengan penuhnya shaf di dalam ruang utama Masjid Al Ikhlas. Jamaah sangat khusyu' dan antusias mendengarkan “ ceramah agama yang disampaikan oleh Dr KH Syamsul Yakin MA,” papar Rihadi.