Selasa 11 Jun 2019 18:00 WIB

Tabayun Ridwan Kamil dan Ustaz Rahmat Soal Masjid Al Safar

Kedua belah pihak melakukan tabayun mengenai maksud dari Arsitek Masjid Al Safar

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Muhammad Subarkah
Bersama Ustadz Rahmat Baequni (kanan) dan Ketua MUI Jawa Barat Prof Rahmat Syafei (kiri), Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) menjelaskan karya arsitektur Masjid Al Safar pada Silaturahim dan Diskusi Umum bertajuk Bersama Membangun Ummat, di Balai Asri Masjid Pusdai, Kota Bandung, Senin (10/9).
Foto:
Bersama Ketua MUI Jawa Barat Prof Rahmat Syafei (kiri), Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (tengah), Ustadz Rahmat Baequni menjelaskan tentang simbol iluminasi pada Silaturahim dan Diskusi Umum bertajuk Bersama Membangun Ummat, di Balai Asri Masjid Pusdai, Kota Bandung, Senin (10/9).

Terkait soal polemik itu, dalam pemaparannya di depan audiens yang sama Ustaz Rahmat kemudian membahas mengenai bagaimana Dajjal ingin menguasai umat Muslim. Hingga akhirnya bagaimana simbol seperti segitiga dan mata satu dikaitkan dengan Dajjal.

"Tidak ada fitnah terbesar selain fitnah Dajjal, sebelum dajjal muncul, fitnahnya itu akan datang terlebih dahulu dan fitnah dajjal adalah sistem kehidupan," kata Ustaz Rahmat.

Sayangnya, waktu pemaparannya tidak cukup untuk menjelaskan mengenai Masjid Al Safar. Namun dia menegaskan bahwa Rasulullah SAW mengingatkan bahwa umat muslim harus menjauhi fitnah dajjal.

"Karena siapapun yang terjebak dalam sistemnya dia tidak bisa melepaskan dirinya. Maka siapapun bisa jadi korban dari sistem dajjal ini," katanya.

Dia menyebut dajjal akan mewujudkan ambisinya dalam kerja zionisme internasional. Dimana mereka menyatu dalam tiga ranah, yakni simbol, ritual dan arsitektur.

"Maka silakan simbol itu dibangun selain tempat ibadah. Haram hukumnya simbol itu akan membatalkan solat kita dan menggugurkan tauhid kita," kata Ustaz Rahmat.

Ustaz Rahmat mengklaim bahasan soal masjid tidak melulu karena Ridwan Kamil sebagai arsiteknya. Menurutnya, sebelum membahas mengenai Masjid Al Safar, dia sudah banyak menemukan simbol tersebut, termasuk di Masjid Pusdai sendiri.

"Yang saya harapkan seluruh ulama bisa memperhatikan hal itu sehingga jangan sampai ada sesuatu karena ketidaktahuan itu dibiarkan. Sehingga itu akan membatalkan aqidah kita, ibadah kita," tegasnya.

"Yang perlu diwaspadai, invasi ideologi ini masuk dalam berbagai macam ranah, salah satunya arsitektur. Ini tidak akan pernah berhenti sampai mereka betul-betul berjaya di muka bumi dan itu tidak akan pernah terjadi," kata Ustaz Rahmat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement