Sabtu 29 Dec 2018 04:25 WIB

Menag Ingin Lebih Perbaiki Kehidupan Beragama Tahun Depan

Dialog Lintas Iman ini akan dihadiri puluhan tokoh dengan berbagai latar belakang.

Rep: Novita Intan/ Red: Andi Nur Aminah
Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) menggelar kegiatan Hari Amal Bakti (HAB) Kementerian Agama ke-73. Kegiatan ini merupakan rangkaian Dialog Lintas Iman: Refleksi dan Proyeksi Kehidupan Beragama di Indonesia.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan kegiatan ini digagas agar Kemenag mendapat masukan terkait problem-problem kehidupan beragama yang terjadi di Indonesia. "Dialog ini dilakukan untuk bersama menjawab problem serta mewujudkan kehidupan beragama yang lebih baik lagi," ujar Menag seperti dilansir dari laman Kemenag, Sabtu (29/12).

Dialog Lintas Iman ini akan dihadiri puluhan tokoh dengan berbagai latar belakang. Sebut saja, Mahfud MD, Abdul Muthi, Asep Zamzam Noor, Fatin Hamama, Garin Nugroho, Haidar Baqir, Hartati Murdaya, Henriette G Lebang, Jadul Maula, Komaruddin Hidayat. Juga ada Suhadi Sanjaya, Sujiwo Tedjo, Ulil Abshar Abdalla, Usman Hamid, Uung Sendana, Wahyu Muryadi, Yudi Latif, Bhikku Jayamedo, Alisa Wahid, Coki Pardede, Zaztrow, dan D Zawawi Imron.

Menag menerangkan, dalam dialog ini akan dilakukan setidaknya dua hal. Pertama, melakukan refleksi terkait kehidupan beragama di Indonesia setahun terakhir. Kedua, melakukan proyeksi kehidupan beragama pada 2019.

Ia pun menitipkan tiga isu utama untuk dibahas dalam forum dialog. Tiga isu itu adalah konservatisme beragama di Indonesia, beragama di era disrupsi, serta relasi agama dan negara. “Kami butuh banyak masukan agar dapat lebih tepat membuat kebijakan. Sehingga bisa mewujudkan kehidupan beragama yang lebih baik di Indonesia,” ucapnya.

Adapun tema kegiatan ini sengaja diusung dalam HAB ke-73, karena saat ini kebersamaan menjadi sesuatu yang cenderung mewah. Karena satu dan lain hal, kompetisi saat ini menjadi semakin keras dan tajam. “Lalu kita terjebak pada kehidupan yang individualistik dan itu menyebabkan kita seperti tercerabut dari eksistensi diri kita sendiri,” ujar Menag.

Ini yang menjadikan tema “Jaga Kebersamaan Umat” relevan dan penting untuk digaungkan. “Kemenag harus menjadi yang terdepan dalam mempromosikan hal ini,” ujarnya.

Dalam sambutannya, Menag juga menyampaikan duka citanya atas musibah yang menimpa masyarakat Banten, Pandeglang, dan Lampung. “Saat ini ada saudara-saudara kita di Banten, Pandeglang, dan Lampung yang sedang mendapat musibah. Maka tema menjaga kebersamaan umat menjadi contoh konkrit,” kata Menag.

Musibah yang terjadi menurut Menag menjadi ujian bagi masyarakat untuk senantiasa menunjukkan kepedulian sosial. “Saya memaknai merekalah sesungguhnya yang dipilih untuk diangkat derajatnya, karena hanya orang-orang yang diangkat derajatnya yang diberi ujian,” ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement