Jumat 23 Nov 2018 14:16 WIB

Menag Dorong Penguatan Antikorupsi Berbasis Keluarga

Keluarga adalah pilar penting mencegah perilaku korupsi.

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengajak keluarga besar Aparat Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama menguatkan komitmen pencegahan korupsi berbasis keluarga.

Ajakan itu disampaikan dalam acara Evaluasi Pelaksanaan Program Pencegahan Korupsi Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) di Hotel Savero Depok, Jumat (23/11). 

Acara ini dihadiri Wakil Ketua Komisi Pemberatasan Koruspi (KPK) Basaria Panjaitan, Sekjen Kemenag Nur Kholis, dan diikuti perwakilan SPAK Kemenag dari seluruh provinsi di Indonesia. Menurut Lukman, gerakan SPAK ini penting untuk mencegah korupsi di lingkungan Kemenag.

"Ini dalam upaya bagaimana agar kesadaran pada diri ASN dan keluarga ASN kemenag itu terus tumbuh berkembang, sehingga segala tindakan perbuatan kita, sikap kita betul-betul dalam rangka untuk kita tidak melakukan hal-hal yang dinilai koruptif dalam mengemban tugas di Kemenag," ujar Lukman usai menutup acara Evaluasi Pelaksanaan Program Pencegahan Korupsi SPAK di Hotel Savero Depok, Jumat (23/11).

Karena itu, Lukman mengimbau kepada ratusan srikandi Kemenag  tersebut untuk menebarkan benih sikap anti korupsi kepada seluruh ASN di lingkungan Kemenag. Karena, kekuatan perempuan sangat luar biasa dalam mencegah perilaku koruptif.

"Kesadaran ini harus terus ditumbuhkembangkan disitulah diperlukan agen-agen. Fungsinya menebarkan benih-benih mengapa kita harus anti korupsi," ucap Lukman. 

Sementara itu, Wakil Ketua KPK, Basaria Panjaitan mengapreasisi kegiatan evaluasi tentang gerakan SPAK yang dilakukan oleh kemenag. Karena itu, dia pun berterimakasih kepada Penasehat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenag, Trisna Willy Lukman yang telah mengadopsi gerakan SPAK di lingkungan Kemenag. 

"Ini sangat perlu dan kami sangat berterimakasih kepada Mbak Tris (Istri Menag). Karena memang kemenag ini pertama kali yang mengadopsi program kita SPAK ini. Dan sekarang sudah tersebar di seluruh provinsi yang ada di Indonesia," kata Basaria.

Dia berharap, langkah Kemenag ini dicontoh oleh kementerian lainnya, sehingga sikap anti korupsi bisa terus tersosialisasikan di semua kementerian. Dia juga berharap, Kemenag selalu komitmen untuk ikut mensosialisasikan anti korupsi berbasis keluarga. 

"Jadi itu yang pertama dulu, dia tidak akan menerima gratisifikasi dulu dan di rumah juga ibu-ibu akrab menjaga anak-anak dan bapak-bapak supaya tdak melakukan korupsi, melalui nilai-nilai anti korupsi yang pertama sekali adalah tentang kejujuran," jelas Basaria. 

Di tempat yang sama, agen gerakan SPAK yang juga istri Menteri Agama, Trisna Willy Lukman menjelaskan tentang pencegahan korupsi berbasis keluarga di kemenag. Menurut dia, sikap anti korupsi sangat penting untuk dimulai dari keluarga. 

"Mengapa kita memulai anti korupsi ini dari keluarga karena keluarga adalah sekup yang terkecil. Jadi kalau keluarga-keluarga sudah bersih insyaAllah masyarakat juga akan bersih, juga lingkungan kita bersih. Jadi anti korupsi dimulai dari keluarga," kata Trisna. 

Menurut dia, saat ini sudah ada 164 agen SPAK yang berada di lingkungan Kemenag. Mereka merupakan anggota Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenag yang telah mengikuti training of trainer (TOT) dari KPK.  

Selama ini, kata dia, mereka juga telah melakukan sosialisasi anti korupsi berbasis keluarga, salah satunya mengajari kejujuran kepada anak-anak melalui permainan. 

"Kita sosialisasi SPAK untuk anak-anak dengan gim, ada permainannaya. Jadi untuk anak-anak kecil ada yang namanya pemainan Semai. Nah melalui permainan itu biar anak-anak lebih paham dan lebih mengerti," tuturnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement