Rabu 07 Nov 2018 00:35 WIB

Marak Perceraian di Depok, IKADI: Perlu Kecerdasan Majemuk

Kercerdasan majemuk perlu sejak sebelum memulai pernikahan hingga ketika berkeluarga.

Rep: Rusydi Nurdiansyah/ Red: Nashih Nashrullah
Sejumlah warga mengurus proses perceraian di Pengadilan Agama (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah warga mengurus proses perceraian di Pengadilan Agama (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK— Data Pengadilan Agama (PA) Kota Depok mencatat angka perceraian di wilayah ini menembus 5.000 kasus sepanjang 2017. 

Ketua Ikatan Dai Indonesia (IKADI) Kota Depok KH Ahmad Badruddin memberikan solusi untuk menekan kasus perceraian itu. 

Dia menjelaskan perceraian bisa dicegah jika setiap pasangan yang menikah atau yang akan menikah mampu mengoptimalkan kecerdasan majemuk (multiple intelligence) yang telah dikaruniakan Allah sesuai nilai-nilai Alquran.

"Kecerdasan majemuk harus mulai digunakan sejak memilih pasangan, menjalani amanah keluarga, membangun hubungan dalam keluarga besar hingga menyelesaikan konflik," jelas Badruddin, Selasa (5/11) malam.

Dia menambahkan, kecerdasan majemuk di antaranya adalah kecerdasan logika, matematika, bahasa, visual, musikal, kinestetik, inter dan intra personal, alamiah dan spiritual. 

Menurut dia, kecerdasan majemuk perlu diterapkan sejak mempersiapkan anak menghadapi kehidupan, mengelola urusan internal keluarga, dan mewujudkan kontribusi keluarga. 

Kecerdasan majemuk itu, ungkap dia, bentuknya bisa berbentuk kinestetik keahlian membuat karya seni, memasak, mengelola uang belanja bahkan kecerdasan berbasa-basi untuk menghargai kontribusi anggota keluarga. 

Data Pengadilan Agama (PA) Kota Depok mencatat angka perceraian di wilayah ini menembus 5.000 kasus sepanjang 2017. Sedangkan pada 2018, tercatat ada 30 berkas gugatan cerai yang diajukan setiap harinya. 

Tercatat faktor-faktor penyebab perceraian yang tertinggi adalah, perselisihan dan pertengkaran secara terus menerus sebanyak 1.421 kasus.

 

Data persidangan, pemicu perselisihan dan pertengkaran didominasi akibat dari kecemburuan dampak dari media sosial (medsos). 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement