Kamis 30 Oct 2014 13:41 WIB

Demokrasi di Indonesia Sesuai Ajaran Islam

Azyumardi Azra menjadi pembicara saat peluncuran buku Naik Haji di Masa Silam dan Kakawin Sumanasintaka
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Azyumardi Azra menjadi pembicara saat peluncuran buku Naik Haji di Masa Silam dan Kakawin Sumanasintaka" di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Selasa (28/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Demokrasi Indonesia kompatibel dengan Islam sehingga Indonesia dapat dijadikan contoh utama di mana penganut Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Buddha dan Konghucu dapat hidup berdampingan dengan damai dan saling menguatkan, kata Prof.Dr.Azyumardi Azra.

Realitas yang menyertai kehidupan bangsa Indonesia itu memungkinkan umat Muslim di Tanah Air untuk meningkatkan peranan pentingnya dalam kehidupan umat Islam sedunia, katanya dalam ceramahnya di Kampus Universitas St. Cyrill and Methodius, Trnava, Slowakia, Rabu (29/10).

Peranan penting itu dapat dilakukan melalui penyebaran pemahaman Islam yang moderat karena Indonesia memiliki Islam yang moderat, kata mantan rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu saat berbicara sebagai anggota Delegasi Lintas Agama RI di acara tersebut.

Selain Prof.Dr.Azyumardi Azra, Pastur Agustinus Ulahayana dan Dr. Marthin Lukito Sinaga juga menyampaikan pandangan mereka pada acara itu, kata Al Busyra Basnur, Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI, dalam pernyataan persnya yang diterima Antara di Jakarta, Kamis.

Pastur Agustinus Ulahayana menekankan pentingnya hubungan pribadi, budaya dialog, budaya persahabatan dan budaya inklusif dalam menyelesaikan setiap persoalan yang terjadi antar kelompok dan umat beragama.

Indonesia yang memiliki keberagaman etnis, kelompok dan agama telah membuktikan hal tersebut, katanya.

Sementara itu, Pendeta Dr. Marthin Lukito Sinaga menekankan pentingnya menegakkan dan menjaga persatuan bagi bangsa-bangsa di dunia.

Menurut dia, Indonesia telah membuktikan bahwa persatuan mengurangi dominasi. Lebih dari itu, jika suatu bangsa mempunyai persatuan, bangsa itu akan mempunyai harga diri.

Tiga tokoh agama dan akademisi Indonesia tersebut berada di Slowakia untuk mendukung kegiatan Dialog Lintas Agama (Interfaith Dialogue) Indonesia dan Slowakia yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri, Kementerian Agama dan Kedutaan Besar RI di Bratislava.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement