Rabu 16 Jan 2019 16:07 WIB

Sempat Vakum Puluhan Tahun, PNRI Kembali Cetak Alquran

PNRI menargetkan Rp 30 miliar untuk pencetakan Alquran sepanjang 2019.

Petugas melakukan proses pencetakan Alquran di Unit Percetakan Al Quran (UPQ) Ciawi, Bogor, Jawa Barat, Selasa (24/10).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas melakukan proses pencetakan Alquran di Unit Percetakan Al Quran (UPQ) Ciawi, Bogor, Jawa Barat, Selasa (24/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Perum Percetakan Negara RI (PNRI) memulai kembali pencetakan Kitab Suci Alquran dengan target senilai lebih dari Rp 30 miliar sepanjang tahun ini.

"Terus terang ini perjuangan kami selama kurang lebih empat tahun untuk dapat mencetak Alquran dan pada saat itu kami belum punya mesin tapi sudah mendapatkan order,” ujar Direktur Utama Perum PNRI Djakfarudin Junus di Jakarta, Rabu (16/1).   

Menurut dia, target tersebut berdasarkan proyeksi sejumlah order atau pesanan Alquran yang kemungkinan akan bekerja sama dalam kerangka sinergi BUMN untuk disalurkan ke daerah-daerah, terutama daerah bencana.

"Kitab-kitab suci Alquran yang hancur karena bencana tsunami ataupun gempa, itu kami akan suplai," ujarnya setelah menghadiri peresmian dan meninjau operasional mesin pencetakan Alquran milik Perum PNRI.

Pada hari ini, Perum PNRI secara resmi memulai kembali pencetakan kitab suci Alquran yang ditandai dengan peresmian serta peninjauan operasional mesin pencetakan Alquran.

Menurut Dirut Perum PNRI, BUMN tersebut pernah melakukan pencetakan kitab suci Alquran pada 1956, namun kemudian terhenti.

"Ini merupakan tonggak sejarah bahwa BUMN dalam bidang percetakan, dalam hal ini Perum PNRI, memulai kembali pencetakan Alquran dengan empat jenis cetakan dalam berbagai ukuran, baik yang terjemahan maupun tanpa terjemahan," katanya.

Dirut Perum PNRI itu berharap hal tersebut bisa memberikan keberkahan bagi umat Islam Indonesia, bahwa negara melalui Perum PNRI sebagai BUMN, bisa hadir untuk negeri, mencetak kebutuhan umat.

Peresmian mesin pencetakan Alquran di Perum PNRI tersebut dilakukan Kepala Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Mahmud Husein dan dihadiri Direktur Utama Perum PNRI Djakfarudin Junus, Direktur Utama Balai Pustaka Achmad Fachrodji, Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis Perum LKBN Antara Hempi N Prajudi, serta sejumlah pejabat tinggi terkait lainnya.  

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement