Senin 12 Nov 2018 17:18 WIB

Fitri Tropika Takut pada Netizen Saat Awal Berhijrah

Namun kini dia meyakini berhijab karena takut pada Allah SWT, bukan pada warga net.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Andi Nur Aminah
Fitri Tropica  melakukan sesi foto bersama Repubika  dalam acara Hijrah Fest 2018 di JCC, Jakarta, Jumat (9/11).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Fitri Tropica melakukan sesi foto bersama Repubika dalam acara Hijrah Fest 2018 di JCC, Jakarta, Jumat (9/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai  publik figur, Fitri Rakhmawati atau yang akrab disapa Fitri Tropica sempat dihantui kegalauan saat memutuskan akan berhijab. Hal itu lantaran dia takut terhadap pandangan warga net usai berhijab. “Yang aku takutin dulu, malah sama netizen (warga net),” kata perempuan yang juga akrab disapa Fitrop itu.

Dia khawatir warga net mengomentari sikap, pandangan, dan tingkah lakunya sebagai orang yang berhijab. “Begitu pake krudung enggak boleh gini-gitu, masak gini gitu (sama warga net),” ujar dia.

Padahal, Fitrop mengatakan, proses menjadi lebih baik itu adalah hak semua orang. Di titik itulah perempuan berusia 31 tahun itu meyakini berhijab karena ingin menyenangkan dan takut pada Allah SWT, bukan warga net.

Dalam kegiatan Hijrah Fest 2018, Fitrop mengaku belum terlalu percaya diri (PD) dengan pandangan yang menganggap dirinya sudah berhijrah. Menurut dia, lebih banyak orang yang dalam ilmunya daripada dia. “Kalau aku baru dua bulan. Kalau dibilang hijrah, aku baru ngerasa baru aja pake hijab. Kan prosesnya panjang,” ujar dia.

Karena itu, menurut Fitrop hanya Allah SWT yang bisa menilai dan menentukan seberapa dalam seseorang berhijrah. Apabila ditanya kemantapannya berhijab, Fitrop dengan tegas menjawab yakin. “Insya Allah kalau dilihat pake krudung sudah mantap atau belum, Insya Allah sudah mantap,” kata Fitrop.

Perempuan kelahiran 26 September itu sebenarnya sudah lama berkeinginan mengenakan jilbab. Namun, ketika dia ingin menjadi lebih baik, ada bisikan setan yang lebih kuat pada dirinya. “Jadi pasti ada rasa was-was, takut, khawatir. Sampai di titik yakin. Berhijab sudah dua atau tiga bulanan,” ujar dia.

Prosesnya berhijrah bukan dari saran atau usulan orang lain. Keinginan itu datang dari dalam diri Fitrop sejak lima tahun lalu. “Kalau dulu ada keinginan juga, tapi kan dulu aku masih hidup sendiri, enggak ada yang menemani. Jadi pas diskusi sama suami, didukung,” tutur dia.

Berhijrah tidak membuat Fitrop meninggalkan gaya petakilannya. Namun Fitrop selalu mengevaluasi tingkah dan kelakuannya setiap hari. Fitrop tak ingin kelakuannya menyakiti hati orang lain. “Sering aku evaluasi (kelakuan). Itu dilakukan sebelum mengenakan kerudung. Apalagi sekarang pakai, bisa (lebih) ada remnya. Aku tetep Fitrop kok,” kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement