REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris PP RMI NU KH Ahmad Athoillah mengatakan santri zaman now harus aktif dan berani tampil dalam setiap waktu. Berani tampil itu baik di dunia nyata maupun dunia maya untuk menyebarkan Islam yang toleran, moderat, ramah dan anti kekerasan.
"Santri harus terampil dan mampu bersaing sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya baik tingkat lokal maupun internasional,"ujar dia kepada Republika.co.id, Ahad (21/10).
Santri juga harus mampu memberikan kemanfaatan untuk umat. Seorang santri juga harus mampu menjadi penguat persatuan dan kesatuan. Mampu menghormati kearifan serta budaya lokal, sebagai wujud dari kemandirian santri untuk menjadikan NKRI hebat.
"Dan yang paling penting untuk diingat, bahwa seorang santri selalu mencintai agama dan negerinya, bukanlah santri jika dia membuat onar dan membahayakan negeri tercinta,"jelas dia.
Adanya Hari Santri Nasional tidak terlepas dari penghormatan kita semua sebagai anak bangsa atas peristiwa penting dan bersejarah. Hal itu terkait peran santri dalam upaya kemerdekaan Republik Indonesia dan upaya mempertahankan Indonesia.
Hari santri sendiri tidak terlepas dari momen resolusi jihad yang dikeluarkan oleh KH Hasyim Asy'ari. Dimana dia memfatwakan bahwa membela Tanah Air hukumnya fardhu ain (wajib bagi setiap orang). Adanya resolusi jihad tersebut kemudian membangkitkan semangat kaum santri sehingga meletuslah peristiwa yang dikenal dengan peristiwa 10 November 1945.
Dengan fakta sejarah tersebut, salah satu makna tersirat adalah bahwa setiap warga negara Indonesia memiliki kewajiban untuk menjaga kemerdekaan Indonesia dari segala macam bentuk aliran, ideologi dan kelompok yang ingin merongrong Indonesia. Dengan demikian, sesuai dengan tema Hari Santri Nasional 2018, bersama santri damailah negeri akan tercipta. Santri mandiri NKRI hebat.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
