Sabtu 29 Sep 2018 03:37 WIB

Tuntunan Memohon Hujan

Upaya untuk memanggil hujan telah diajarkan sejak masa Rasulullah SAW.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Agung Sasongko
Hujan (ilustrasi)
Foto: ist
Hujan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tradisi memanggil hujan tak lepas dari berbagai ritual di antaranya menghadirkan sesaji berikut merapal berbagai mantra. Padahal, Islam sudah memiliki tuntunan bagaimana memohon hujan kepada Sang Khalik.

Ketua Komisi Dakwah Majlis Ulama Indonesia Cholil Nafis menjelaskan, sejatinya upaya untuk memanggil hujan telah diajarkan sejak masa Rasulullah SAW. Ketika itu, Rasulullah SAW meng seluruh sahabat untuk menunaikan shalat Istisqa guna meminta kepada Allah SWT untuk menurunkan hujan.

Kiai Cholil juga menyayangkan masih banyaknya masyarakat yang percaya dengan mitos atau tradisi yang bertentangan dengan ajaran Islam. Misalnya, sesajen. Itu sama saja dengan membuang-buang makanan dan itu jelas tidak baik.

"Sebaiknya cobalah bersedekah atau berinfak dengan tujuan un tuk menolak bala dari musibah ke ke ringan, kata Kiai Cholil saat di hubungi Republika.co.id, belum lama ini.

Menurut dia, pencampuran unsur agama dan ritual kebuda yaan memang banyak ditemui di banyak daerah, di mana tradisi turun temurun leluhur dibuka de ngan lantunan shalawat.

Kiai Cholil menilai, bacaan shalawat dalam upaya kebudayaan sangat dibolehkan dan mendatangkan pahala bagi yang mengucapkan-nya. Namun, jika inti dari tradisi tersebut justru bersinggungan dengan nilai agama, kata dia, sebaiknya dihilangkan atau dialihkan dengan kegiatan lain.

"Apalagi, jika tradisi budaya itu seolah olah menyekutukan Allah dengan makhluk lain baik itu jin, hewan, atau lainnya karena sama artinya kita melakukan penyimpangan akidah sebagai seorang Muslim," kata dia.

Tradisi, kata Cholil, sejatinya tidak perlu dihentikan, tapi perlu diluruskan agar tidak ada lagi tradisi atau kepercayaan masya rakat yang berbenturan dengan nilai agama. Terlebih, jika tradisi tersebut berkedok acara keagamaan, tapi berisi hal yang jauh dari nilai-nilai agama.

Menurut dia, solusi yang perlu dilakukan adalah memperkuat keimanan dan meyakini bahwa tiada zat yang lebih kuat dibandingkan Allah SWT. Selain itu, umat Islam dianjurkan untuk le bih mengenal aga manya dengan cara mempelajari nilai-nilai aga ma dan mempraktikkannya da lam kehidupan sehari-hari.

Itu perlu dilakukan agar asumsi kita sebagai Muslim bukan karena menganut agama warisan turun-temurun, melainkan memang ada iman dan ajaran Islam yang sudah terbangun dalam diri sehingga tradisi budaya yang sekiranya bertentangan dengan nilai agama dapat diluruskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement