Ahad 12 Aug 2018 15:19 WIB

Ulama Jadi Cawapres Diharapkan Bisa Redam Isu SARA

Dengan KH Ma'ruf sebagai Cawapres Jokowi diharapkab Pilpres bisa berlangsung damai.

Rep: Muhyiddin/ Red: Andi Nur Aminah
Presiden Joko Widodo (kiri) dan Ketua MUI KH Maruf Amin (kanan)
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Presiden Joko Widodo (kiri) dan Ketua MUI KH Maruf Amin (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua PBNU Kordinator Lembaga Takmir Masjid (LTM) dan Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU), KH Manan Abdul Ghani berharap dengan terjunnya ulama ke politik praktis bisa meredam isu Suku Agama Ras dan Antar Golongan (SARA). Dia pun yakin dengan majunya Ketua MUI, KH Ma'ruf Amin sebagai Cawapres Jokowi akan membuat Pilpres berlangsung damai.

"Semoga lebih sejuk dan lebih baik, tidak ada isu SARA. Karena beliau (KH Ma'ruf, Red) kan orang yang komitmen pada perdamaian, kepada kebersamaan. Saya berharap tidak ada isu SARA seperti yang kita harapkan," ujar KH Manan saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (12/8).

Baca: Jokowi-Ma'ruf Berpeluang Gaet Pemilih Kalangan NU

Dia pun mengimbau kepada seluruh umat Islam agar selalu menjaga kedamaian, keamanan, dan kerukunan selama proses Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Menurut dia, kerukunan antar sesama umat harus ditempatkan di atas kepentingan politik. "Ya saya imbau agar aman damai, menjaga kedamaian, keamanan dan kerukunan," ucapnya.

Melihat agenda demokrasi sebelumnya, biasanya masyarakat Indonesia juga aktif dalam media sosial (medsos). Namun, tidak sedikit masyarakat yang menyebarkan fitnah atau hoax untuk memenangkan pasangan calon yang diusungnya.

Karena itu, KH Manan juga mengingatkan kepada seluruh lapisan masyarakat agar tidak saling menyebar fitnah dalam proses Pilpres kali ini, sehingga tidak terjadi perpecahan. "Ya supaya tidak saling menfitnah, seperti di medsos. Sesama umat Islam kan tidak boleh. Jadi harus bangun ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama muslim), ukhuwah wathaniyah (sesama warga negara), dan ukhuwah basyariah (sesama manusian)," kata KH Manan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement