Kamis 21 Jun 2018 21:58 WIB

Kiai Said: Bung Karno dan Ulama Begitu Dekat

Nasionalisme Bung Karno dinilai bukanlah nasionalisme sekuler ala Barat

Puncak Haul Ke-48 Bung Karno di Blitar, Jawa Timur, Rabu malam.
Foto: DPP PDIP
Puncak Haul Ke-48 Bung Karno di Blitar, Jawa Timur, Rabu malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj, menilai nasionalisme Bung Karno bukanlah nasionalisme sekuler ala Barat, tapi nasionalisme Islam.

“Nasionalisme Bung Karno bukan nasionalisme sekuler, bukan nasionalisme-nya Ernest Renan, tapi Bung Karno sama dengan nasionalisme-nya KH Hasyim Asy’ari, sobiyyun min qolbin mukmin, lahir dari hatinya seorang yang beriman. Pas seperti KH Hasyim Asy’ari mengatakan hubbul wathan minal iman,” ujar Kiai Said saat menghadiri Kenduri 1.001 Tumpeng Haul Bung Karno ke-48, yang digelar di Makam Bung Karno, Kota Blitar, Rabu (20/6).

Kiai Said menjelaskan, salah satu bentuk nasionalisme Islam ala Bung Karno adalah adanya Menteri Penghubung Alim-Ulama saat pemerintahannya pada 1960-an. Menteri Penghubung Alim-Ulama ini berbeda dengan Menteri Agama.

“Jadi betapa Bung Karno adalah seorang yang  sangat-sangat religius. Sangat nasionalis dan sangat religius,” tegas Kiai Said dalam siaran persnya, Kamis (21/6).

Kiai Said juga mengungkapkan alasan mengapa hubungan Bung Karno dengan para kiai begitu dekat. “Karena beliau yakin, punya keyakinan bahwa hanya bersatu dengan para ulama para santri negara ini bisa kuat. Tidak mungkin tantangan besar ditangani sendiri,” ujarnya.

“Tidak mungkin kaum nasionalis saja tanpa kalangan santri. Begitu juga santri saja, santri yo pake sendal, pake sarung gak mungkin itu mengemban amanat yang besar. Ini harus bersatu, dua-duanya nasionalis santri, santri nasionalis,” urainya.

Kiai Said persatuan kalangan kaum santri dan nasionalis ini pula yang mewujudkan Islam Nusantara. “Islam yang menghormati budaya. Seperti hari ini, ini (peringatan haul) tidak ada di Timur Tengah. Di Arab gak ada opo haul iki? ,” ujarnya. 

“Tapi itulah Islam Nusantara yang lahir dari tokoh-tokoh Islam yang cerdas, ada tahlilnya ada fatihahnya ada tabur bunganya. Inilah Islam Nusantara,” imbuhnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement