Sabtu 09 Jun 2018 15:50 WIB

Ketua PBNU: Tak Ada Kerja Sama NU-Israel

Kehadiran Gus Yahya ke Israel bukan sebagai Khatib Aam PBNU.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj (tengah) dan Ketua bidang Hukum Robikin Emhas (kanan).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj (tengah) dan Ketua bidang Hukum Robikin Emhas (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Robikin Emhas menegaskan tidak ada kerja sama antara NU dan Israel. Hal ini disampaikan menyusul tersebarnya undangan dari salah satu kampus di Israel untuk PBNU yang viral di media sosial.

"Tidak ada kerja sama NU dengan Israel. Sekali lagi ditegaskan, tidak ada jalinan kerja sama program atau kelembagaan antara NU dengan Israel," ujar Robikin dalam keterangan persnya yang diterima Republika.co.id, Sabtu (8/5).

Perwakilan NU yang diundang Israel itu adalah Khatib Aam Syuriah PBNU, Yahya Cholil Staquf. Namun, menurut dia, kehadiran Gus Yahya ke Israel bukan kapasitas sebagai Khatib Aam PBNU, apalagi mewakili PBNU.

"Saya yakin kehadiran Gus Yahya tersebut untuk memberi dukungan dan menegaskan kepada dunia, khususnya Israel bahwa Palestina adalah negara merdeka. Bukan sebaliknya," ucapnya.

Dia menuturkan, setiap insan yang mencintai perdamaian pasti mendambakan penyesesaian menyeluruh dan tuntas atas konflik Israel-Palestina. Namun, menurut dia, konflik Israel-Palestina tidak hanya disebabkan oleh faktor tunggal, sehingga diperlukan semacam gagasan out of the book yang memberi harapan perdamaian bagi seluruh pihak secara adil.

"Boleh jadi Gus Yahya Staquf memenuhi undangan dimaksud untuk menawarkan gagasan yang memberi harapan bagi terwujudkan perdamaian di Palestina dan dunia pada umumnya," kata Robikin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement