Jumat 04 May 2018 19:38 WIB

Fenomena Tidur

Fenomena tidur telah dijelaskan lewat banyak ayat dalam Alquran.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Agung Sasongko
Mendengarkan kata-kata bahasa asing saat tidur. Ilustrasi
Foto: Amazon
Mendengarkan kata-kata bahasa asing saat tidur. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Meski menciptakan malam sebagai waktu untuk tidur, Allah SWT justru memberikan `iming-iming' keutamaan pahala bagi yang menghidupkan malamnya dengan ibadah.

 

Allah SWT menciptakan manusia dengan berbagai kebutuhan alami dari makan, minum, kebutuhan seksual, hingga tidur. Dengan kekuasaan-Nya, Allah juga memberikan jawaban atas berbagai kebutuhan tersebut. Jika rasa dahaga memiliki `jodoh' berupa air, kebutuhan tidur memiliki pasangan, yakni malam.

 

Dialah yang menjadikan malam bagi kalian agar kalian bisa istirahat di dalam- nya, dan siang menampak (terang benderang). Sesungguhnya dalam peristiwa itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mau mendengar. (QS Yunus: 67).

 

Fenomena tidur telah dijelaskan lewat banyak ayat dalam Alquran. Di antaranya, yakni QS az-Zumar ayat 42. Dalam ayat ter sebut, Allah SWT berfirman, Allah yang mengangkat ruh seseorang ketika dia mati dan ketika tidur. Maka di tangan-Nya, ruh orang yang ditakdirkan mati dan dikembalikan ruh orang yang tidur sampai ajal tertentu. Sesungguhnya itu merupakan ayat bagi orang yang mau berpikir.

 

Ketika waktu tidur tiba, manusia tidak akan sanggup menahan kantuk. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan sese- orang menahan kantuk yang bergelayut di pelupuk mata, berbagai percobaan dilakukan pada sejumlah pemuda sehat. Hasil eksperimen itu menunjukkan bahwa orang yang sehat fisik sekalipun, tidak akan sanggup menahan kantuk selama beberapa hari. Apabila terus ditahan, ia bisa tertidur di mana saja. Entah di tengah jalan, di bawah terik matahari, hingga mengemudikan kendaraan yang berjalan kencang. Akibatn ya, kecelakaan lalu lintas tidak dapat dihindari.

 

Sebuah penelitian menunjukkan jika seorang menahan kantuk selama tiga hari berturut-turut, ia akan mengalami tekanan berat, kehilangan kemampuan berdiri tegak, dan kemampuan berpikir. Dia pun tak akan mengerti pembicaraan orang yang dituju kan padanya. Apabila dia meneruskan untuk menahan kantuk hingga empat hari berturut-turut, dia akan kehilangan kemam puan untuk mengenali tempat berpi- jak dan masyarakat sekelilingnya.

 

Dalam keadaan demikian, ia akan meng alami berbagai perasaan seperti halusinasi pendengaran atau penglihatan dan halusinasi indrawi lainnya. Apabila me nahan kantuk selama lima hari berturut-turut, dia akan kehilangan fungsi organ motorik, kemampuan berbicara dan tidak menyadari siapa dirinya. Tidak lama kemu- dian, ia akan mengalami kondisi serupa schizophrenia. Lebih dari itu, ia akan tidak sadar dan mendekati mati.

 

Ada perbedaan durasi tidur pada masing-masing kelompok usia. Setiap hari, anak yang baru lahir tidur hingga 22 jam. Mereka belum terbiasa untuk tidur pada malam dan terjaga pada siang harinya. Seiring bertambahnya umur, durasinya akan berkurang. Ketika beranjak remaja, mereka akan mulai tidur hingga delapan jam. Ketika dewasa akhir, masa tidur semakin berkurang hingga enam jam per hari. Ketika mereka sampai pada usia sangat lanjut, lama tidurnya secara bertahap kembali pada usia kanak-kanak.

 

Dan barang siapa yang Aku panjangkan umurnya (sampai usia sangat lanjut)maka akan Aku kembalikan keadaannya (se perti masa kanak-kanak). Apakah mereka tidak memikirkannya? (QS Yunus:68).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement