Jumat 16 Mar 2018 14:38 WIB

Menag: Nyepi Wahana Reflektif untuk Membersihkan Diri

Upacara Tawur Agung Kesanga jadi sarana bagi umat Hindumengambil saripati kehidupan.

Menag Tengah Berikan Sambutan Ritual Upacara Tawur Agung Kesanga di Candi Prambanan, Jumat (16/3).
Foto: foto: kemenag.go.id
Menag Tengah Berikan Sambutan Ritual Upacara Tawur Agung Kesanga di Candi Prambanan, Jumat (16/3).

REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN --  Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berharap, umat Hindu dapat menjadikan Hari Suci Nyepi sebagai wahana reflektif untuk membersihkan diri dari sifat-sifat keraksasaan (asura sampat) serta membuka ruang spiritual bagi jiwa dan pikiran untuk dipusatkan hanya di jalan Tuhan.

Hal ini dikatakan Menag ketika menghadiri Ritual Upacara Tawur Agung Kesanga yang dihelat di Pelataran Candi Prambanan, Jumat (16/03). "Upacara Tawur Agung Kesanga menjadi sarana bagi umat Hindu untuk mengambil saripati kehidupan, terutama dalam menjalankan Catur Brata Panyepian," ujar Menag Lukman.

"Dengan cara seperti inilah, Umat Hindu akan dapat menjalankan empat pantangan utama dalam Catur Brata Panyepian dengan penuh ketulusan dan keikhlasan," ujarnya.

Lukman memaparkan, empat pantangan itu adalah Amati Lelungan, yakni tidak menuruti keinginan dan menikmati kepuasan untuk bepergian. Kemudian Amati Lelanguan, yaitu tidak menuruti keinginan dan menikmati kepuasan untuk bersenang-senang. Amati Karya, tidak menuruti keinginan dan menikmati kepuasan bekerja. Serta Amati Geni, yaitu tidak menuruti keinginan untuk menyalakan api dan hawa nafsu.

"Umat Hindu yang menjalankan secara tulus Catur Brata Panyepian akan sanggup menjadikan Hari Suci Nyepi bukan sekedar menyepikan diri dengan menghentikan seluruh aktivitas rutin, tetapi memberikan kesempatan bagi Sang Diri untuk berkontemplasi secara mendalam, sebagai wahana reflektif untuk membersihkan diri dari asura sampat.

Menag menambahkan, dengan menjalankan secara tulus Catur Brata Panyepian, umat hindu diharapkan sanggup menjadikan Hari Suci Nyepi bukan sekedar menyepikan diri dengan menghentikan seluruh aktivitasnya rutin. Tetapi, juga memberikan kesempatan diri untuk berkontemplasi secara mendalam, sebagai wahana reflektif untuk membersihkan diri dari Asura Sampat atau sifat-sifat keraksasaan serta membuka ruang spiritual bagi jiwa dan pikiran untuk dipusatkan hanya di jalan Tuhan.

"Mulat Sarira untuk Manunggaling Kawula Kelawan Gusti adalah tujuan utama Hari Suci Nyepi," ujarnya di hadapan ribuan umat Hindu yang memadati pelataran Candi Prambanan siang itu.

Dalam kesempatan tersebut, Lukman mengatakan, hari raya identik dengan perayaan dan hingar bingar. Sedangkan Nyepi, pada dasarnya adalah pensucian diri. Oleh karenanya, Menag lebih memilih istilah Hari Suci Nyepi dibanding Hari Raya Nyepi.

sumber : kemenag.go.id
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement