Selasa 13 Mar 2018 16:54 WIB

Parmusi Datangi Rizieq di Makkah

Rizieq menyampaikan apresiasi terhadap komitmen dakwah Parmusi sebagai ormas Islam.

Rep: Novita Intan/ Red: Ani Nursalikah
Imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab.
Foto: Mahmud Muhyidin
Imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Persaudaraan Muslim Indonesia (Parmusi) Usamah Hisyam bertemu di kediaman Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab di Makkah.

Dalam pertemuan tersebut, Habib Rizieq mengungkapkan alasan mengapa dirinya menunda kepulangannya ke Tanah Air. "Ustaz Usamah sudah tahu. Saya sudah sampaikan secara detail," kata Rizieq dalam keterangan tulis yang diterima Republika.co.id, Jakarta, Selasa (13/3).

Rizieq sekaligus menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap komitmen dakwah Parmusi sebagai ormas Islam. Peran Parmusi dalam Aksi Bela Islam dua tahun terakhir sangat nyata dan terbukti di lapangan, termasuk dalam upaya menyelesaikan masalah kriminalisasi terhadap ulama.

"Karena itu saya sangat menghargai kontribusi Parmusi selama ini dalam membela Islam," ujarnya.

Menjelang akhir pertemuan, tampak hadir Ketua Umum PKS Sohibul Iman. Usamah lantas meminta Sohibul Iman menjelaskan peta politik keumatan menjelang pemilu dan Pilpres 2019. Seluruh penjelasan strategi koalisi dan capres bersifat off the record.

Usamah membawa rombongan pimpinan Dai Parmusi yang datang dari berbagai provinsi di Indonesia, didampingi Sekjen Parmusi Abdurrahman Syagaff, Ketua LDP (Lembaga Dakwah Parmusi) KH Syuhada Bahri, para wakil Ketua LDP KH Farid Ahmad Okbah, Ustadz Buchori Muslim, Ustaz Bernard Abdul Jabbar, Sekretaris LDP Ustaz Taufik Hidayat, dan Ketua Umum Muslimah Parmusi Nurhayati Payapo.

Rizieq hampir satu tahun berada di Makkah. Ia masih berstatus tersangka dalam kasus dugaan penyebaran konten porno dengan Firza Husein.

Pada Februari lalu, Rizieq diisukan bakal pulang ke Indonesia. Namun, ia membatalkan rencana pulangnya pada detik-detik terakhir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement