Sabtu 09 Dec 2017 08:45 WIB

Penyebaran Konten Keislaman Paling Tinggi Lewat Smartphone

Rep: Novita Intan/ Red: Esthi Maharani
Ilustrasi Smartphone
Foto: pixabay
Ilustrasi Smartphone

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Penerbitan dan penyiaran yang memuat konten keislaman di era millenial ini mengalami perkembangan yang positif. Produksi dan penyebaran konten keislaman baik cetak maupun digital, juga berkembang cukup pesat.

Menteri Komunikasi dan Informasi, Rudiantara mengatakan penggunaan smartphone dalam penyebaran konten keislaman merupakan paling tinggi. "Smartphone digunakan hampir setiap hari dan paling tinggi sekitar 70 persen jika dibandingkan pc atau desktop, notebook, smart tv, tablet komputer dan perangkat lainnya," ujarnya berdasarkan data paparan saat acara Silahturahmi Nasional di Hotel Santika, Jakarta, Jumat (8/12).

Menurutnya, di Indonesia netizen pada tahun lalu sebesar 132,7 juta. Paling tinggi berumur sekitar 35-44 tahun atau 38,7 juta setara dengan 29,2 persen, dan tersebar paling banyak di Jawa sekitar 65 persen. Massifnya netizen Indonesia, membuat pemerintah melakukan strategi penanganan konten negatif. Hal itu tertuang dalam implementasi UU No 19/2016 tentang ITE.

"Kami lakukan literasi dan pemutusan akses," ucapnya.

Ia menjelaskan, strategi literasi mencakup konten dan pemanfaatan digital seperti edukasi, pendampingan komunitas dan gerakan literasi digital siberkreasi. Lalu, pemanfaatan digital berupa enabler untuk sektor kesehatan, pertanian, pariwisata, keuangan, pendidikan dan transportasi.

"Pemanfaatan digital juga untuk program UMKM Go Online, program 1000 startup digital, program 1 juta nama domain dan transformasi digital," jelasnya.

Di sisi pemutusan akses, pemerintah melakukan pemblokiran dan penegakan hukum. Apabila ada pengaduan dari masyarakat dan permintaan dari institusi. "Kami bekerjasama dengan aparat penegak hukum seperti polisi, jaksa dan hakim serta PPNS ITE," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement