Sabtu 25 Nov 2017 15:49 WIB

JK: Perkembangan Islam di Tanah Air Luar Biasa

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Dwi Murdaningsih
Wakil Presiden Jusuf Kalla menutup Munas Alim Ulama NU di Ponpes Darul Quran, Bengkel, Labuapi, Lombok Barat, Sabtu (25/11).
Foto: republika/m.nursyamsyi
Wakil Presiden Jusuf Kalla menutup Munas Alim Ulama NU di Ponpes Darul Quran, Bengkel, Labuapi, Lombok Barat, Sabtu (25/11).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, Islam di Indonesia mengalami telah mengalami sejumlah perkembangan besar dibandingkan 20-30 tahun terakhir. JK mengajak masyarakat bersyukur atas pencapaian ini.

"Ada dua hal yang sangat penting bahwa keagamaan, khususnya keIslaman berkembang luar biasa dan kemakmuran juga berkembang dari tahun ke tahun, meski belum seperti Cina," ujar JK di penutupan Munas dan Konbes NU 2017 di Ponpes Darul Quran, Bengkel, Lombok Barat, NTB, Sabtu (25/11).

Dari sisi infrastruktur masjid atau mushala misalnya. Indonesia memiliki 800 ribu lebih masjid dan mushala yang tersebar di seluruh Indonesia, termasuk di NTB dengan ribuan masjid dan mushala yang membuat NTB, terutama Pulau Lombok mendapat julukan Pulau Seribu Masjid. Tak hanya banyak dari segi kuantitas, lanjut JK, secara kualitas aktivitas di masjid dan mushala Tanah Air lebih ramai dibandingkan negara-negara lain.

"Di negara lain ramai saat Jumatan, sedangkan di Indonesia, lima waktu ramai, belum lagi ada pengajian-pengajian," lanjut JK.

Dari ibadah haji, jamaah asal Indonesia selalu menempati peringkat teratas. Bahkan, di Sulawesi Selatan, kata JK, harus rela menunggu 20-25 tahun untuk bisa bertamu ke Tanah Suci. Pun dengan ibadah Umrah, kata JK, terdapat satu juta penduduk Indonesia yang berangkat umrah setiap tahun.

"Kata seorang ustaz kepada saya dimana-mana, di Makkah ada orang Indonesia, berarti paling banyak di surga orang Indonesia, karena penduduk Islam paling besar jumlahnya, yang berarti di neraka juga paling banyak," ucap JK.

Dari dunia kampus, penggunaan hijab identik dengan mahasiswi yang kuliah di kampus-kampus Islam atau ponpes, namun kini banyak ditemui di kampus ternama seperti UI, IT, dan lainnya.

"Perkembangan luar biasa ini mungkin yang tidak kita bayangkan pada 20-30 tahun sebelumnya," kata JK.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement