Selasa 31 Oct 2017 05:35 WIB

Ciri Orang Bertakwa

Takwa (ilustrasi).
Foto: alifmusic.net
Takwa (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Hidup pada zaman yang serbaterbolak-balik ini, kita memerlukan tameng berupa akal sehat. Agar orang bertakwa tetap 'waras'. Kita hidup pada saat oknum penegak hukum meruntuhkan hukum, oknum pemimpin rakyat mengakali rakyat. Suka sesama jenis dianggap normal, minuman keras dianggap barang investasi, diliput media karena bercerai adalah kerja membangun citra. 

Saat nilai kebaikan seolah diputarbalikkan, orang bertakwa butuh kehati-hatian. Ia harus menelisik dengan keras apa yang ia makan benarkah halal? Ia harus berhati-hati. Manusia bertakwa harus memasang radar yang sensitif. Apa yang dianggap sebagian besar orang-orang hari ini belum tentu benar di mata Allah SWT. Nilai tertinggi yang harus kita yakini adalah nilai-nilai yang diturunkan Allah SWT. Keyakinan seperti itu tak akan berubah sampai kapan pun.

Orang bertakwa dan orang beriman tidak dapat dipisahkan. Sifat takwa melebur dalam keimanan. Begitu juga sebaliknya. Menjadi orang bertakwa adalah berusaha keras menggenapi apa saja prasyaratnya. Allah SWT berfirman, "Beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan), dan orang-orang yang meminta-minta dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa."  (QS al-Baqarah [2]: 177).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement