Rabu 21 Jun 2017 23:13 WIB

Surga karena Muliakan Orang Miskin

Rep: Syahruddin el-Fikri/ Red: Agung Sasongko
Salah satu potret kemiskinan di ibukota (ilustrasi).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Salah satu potret kemiskinan di ibukota (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alkisah, di negeri Arab ada seorang janda yang sangat miskin. Ia memiliki seorang anak. Karena kemiskinannya itu, ia pun berusaha meminta kepada siapa saja yang mau bermurah hati demi mendapatkan sesuap nasi. Janda tersebut mengembara ke mana saja demi nasi dan makanan untuk dirinya serta anaknya.

Suatu hari, ia melintas di sebuah masjid dan bertemu dengan seorang Muslim. Kepadanya, janda ini meminta bantuan. ''Wahai tuan, sudilah kiranya bermurah hati. Anakku sedang kelaparan dan aku mohon pertolongan kepada Anda,'' ujar janda tersebut.

''Mana buktinya kalau Anda miskin dan anak Anda seorang yatim?'' tanya lelaki Muslim itu.

Sang janda itu berpikir, bagaimana harus menunjukkan bukti yang diminta lelaki itu. Karena tak bisa berbuat apa-apa, dia pun berlalu meninggalkan lelaki tadi.

Tak lama berselang, si janda bertemu dengan seorang laki-laki Majusi. Ia pun meminta pertolongan padanya. Tanpa berpikir panjang, laki-laki Majusi ini langsung membawa si janda ke rumahnya dan memberikan uang serta pakaian. Bahkan, si Majusi ini memerintahkan kepada janda dan anaknya untuk tinggal di rumahnya.

Pada malam harinya, bermimpilah laki-laki Muslim tadi. Dalam mimpinya, ia bertemu dengan Rasulullah SAW. Ia melihat, banyak orang mendatangi Rasulullah dan rasul pun menyambut mereka dengan senang hati. Ketika tiba giliran laki-laki Muslim tadi, Rasulullah menolak menyambutnya.

Lelaki tersebut lantas berujar kepada Rasul, ''Ya Rasulullah, aku juga umatmu dan aku mencintaimu,'' ujar laki-laki tersebut.

Rasulullah menjawab, ''Apa buktinya kalau kamu umatku dan kamu mencintaiku?''

Laki-laki tersebut terdiam. Ia malu karena pertanyaan yang diajukan Rasul sama dengan yang ia ungkapkan saat datang seorang janda meminta pertolongan kepadanya.

Rasul SAW kemudian menunjukkan kepadanya sebuah gedung yang sangat megah di dalam surga. ''Lihatlah ini. Seharusnya, ini milikmu. Tapi, karena engkau menolak menolong umatku dan anak yatim yang sedang kelaparan maka tempat ini menjadi milik si orang Majusi yang telah menolongnya,'' jelas Rasul.

Di saat yang sama, si Majusi rupanya juga bermimpi serupa. Ia sangat bahagia karena akan diberikan tempat di dalam surga, sebuah gedung yang sangat megah.

Kisah yang dikutip dari kitab At-Tawwabin dan Al-Kaba'ir ini menjelaskan, pagi harinya, si lelaki Muslim ini mencari janda itu. Ia mendapatinya sedang berada di rumah orang Majusi. Ia pun memaksa si Majusi untuk menyerahkan janda itu kepadanya.

''Serahkanlah padaku janda dan anak yatim itu. Biarlah aku yang menolongnya,'' kata dia.

Tapi, si Majusi menolak permintaannya.''Tidak, saya tidak akan menyerahkan mereka kepadamu,'' tegasnya.

''Berikan saja, nanti aku beri engkau uang dinar yang sangat banyak,'' pinta si Muslim.

''Tidak, aku tidak akan menyerahkannya, kendati engkau bayar dengan gunung emas sekalipun,'' jawab si Majusi.

''Tapi, engkau orang Majusi, tak pantas engkau menolong janda yang Muslim itu. Seharusnya, orang Muslim juga yang menolongnya,'' kata si Muslim.

Orang Majusi itu lalu bercerita. ''Tadi malam, aku bermimpi bertemu Rasulullah SAW. Beliau berkata bahwa beliau akan memberikan kepadaku surga yang semula akan diberikan kepadamu. Ketahuilah bahwa pagi ini, ketika aku terbangun, aku langsung masuk Islam dan menjadi pengikut Rasulullah SAW karena aku telah menunjukkan bukti bahwa aku adalah salah seorang yang mencintainya,'' ujar laki-laki Majusi yang telah memeluk Islam tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement