Jumat 31 Mar 2017 16:59 WIB

'Ulama Kami Didiskriminasi, Kami Semakin Kuat dan Berani'

Rep: Muhyiddin/ Red: Andi Nur Aminah
 Ribuan massa melakukan aksi di bundaran Patung Kuda, Jakarta, Jumat (31/3).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Ribuan massa melakukan aksi di bundaran Patung Kuda, Jakarta, Jumat (31/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang pelaksanaan Aksi 313, aparat kepolisian tiba-tiba menangkap Sekjen Forum Umat Islam (FUI), KH Muhammad Al Khaththat yang menjadi penggerak aksi tersebut. Ia ditangkap atas dugaan makar bersama empat orang lainnya, yaitu aktivis Zainuddin Arsyad, Wakorlap Aksi 313 Irwansyah, Panglima FSI Diko Nugraha, dan Andry.

Kendati demikian, massa Aksi 313 tetap semangat melakukan unjuk rasa yang menuntut agar Gubernur Non Aktif DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) diberhentikan dari jabatannya. Pasalnya, Ahok hingga saat ini masih berstatus terdakwa dalam kasus penistaan agama.

Salah seorang peserta aksi, Farah zakiah (33) mengatakan dia akan terus berjuang meskipun Al Khaththath saat ini ditangkap oleh pihak kepolisian. "Justru semakin para ulama kami didikriminasi, kami semakin kuat, kami semakin berani, kami akan gerakkan terus massa kami dan umat kami untuk perjuangkan yang kami tuntut selama ini," ujar Farah, perempuan berbaju hitam tersebut saat ditemui di Madjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (31/3).

Ketua Mujahidah Bogor Raya tersebut mengatakan, polisi seharusnya tidak menangkap Al Khaththath. Tapi yang wajib ditangkap adalah Ahok karena telah melakukan penistaan agama. "Stop Gubernur DKI Jakarta yang sudah jadi terdakwa, stop kriminalisasi para ulama kami. Semakin didiskriminasi, kami akan semakin berani," ucapnya.

Menurut dia, mujahidah yang ikut dalam Aksi 313 ada sekitar 300-an orang. Ia dan teman-temannya datang ke Jakarta naik kereta. Pasalnya, massa aksi 313 tidak dizinkan naik bus. "Tak diizinkam naik bus karena terjadi penggembosan terhadap jamaah kami, kantor kami sudah dikepung di Bogor dari kemarin. Bisa dibilang kami lakukan pergerakan senyap ke sini, dan kami hadir di sini," katanya. 

Ia menegaskan, Mujahidah Bogor Raya akan terus merapatkan barisan. Ia berharap agar para ulama mengeluarkan fatwa agar massa aksi umat Islam lebih berkuasa bergerak, sehingga dapat memperjuangkan aspirasi.

"Kami setiap aksi selalu hadir dan lakukan pergerakan, kami tak takut, karena kami selalu digembosi, selalu dikepung kantor kami. Kami tak takut sampai tetes darah penghabisan kami, itu tujuan akbar kami, yaitu kami mati dengan syahid dan mati dalam kondisi berjuang untuk agama kami," jelasnya. 

 (Baca Juga: Perwakilan FUI Minta Ulama yang Ditahan Segera Dibebaskan)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement