REPUBLIKA.CO.ID, KERINCI -- Para calon siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, harus membekali diri dengan kemampuan membaca Alquran. Karena selain kemampuan akademik, untuk bisa diterima di SMP, mereka harus bisa membaca Alquran.
"Itu syarat mutlak, kalau tidak bisa membaca Alquran, bersiap-siap untuk mengulang tahun depan," kata Bupai Kerinci Dr Adi Rozal MSi.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.Kepada Republika di Kerinci, Ahad (20/9), Adi Rozal mengatakan, persyaratan bisa membaca Alquran sangat penting mengingat Kerinci sebagai daerah dengan masyarakatnya mayoritas beragama Islam.
Ketentuan ini adalah salah satu cara Pemkab Kerinci menanamkan nilai-nilai keislaman sejak dini kepada para siswa. Ketentuan itu berlaku baik bagi sekolah negeri maupun swasta.
Didampingi Kabag Kesra Pemkab Kerinci, Drs H Marius L, SPd dan Kabag Humas Protokol Drs Dafrisman, Adi Rozal mengatakan, ketentuan bisa membaca Alquran, sudah diberlakukan sejak dua tahun terakhir. Namun sejauh ini sebutnya, hampir semua siswa SD yang masuk SMP bisa membaca Alquran.
"Alhamdulillah, mereka sudah punya dasar yang bagus, tinggal mengoptimalkan kemampuan anak-anak itu," ungkap Ketua ICMI Kabupaten Kerinci itu menerangkan.
Di Kabupaten Kerinci terdapat 20 SMA dan SMK dengan 5.209 siswa, 52 SMP dengan 5.209 siswa, serta 228 SD dengan 23.044 siswa. Dalam setahun sekitar 4.000 siswa yang tamat SD masuk SMP.
Jika ada calon siswa SMP yang tidak belum lancar membaca Alquran, Adi Rozal mengatakan, kepada yang bersangkutan akan diberlakukan ketentuan khusus. Yakni mereka diterima, tetapi dalam waktu tertentu harus bisa mengejar ketinggalan dalam hal membaca Alquran.
Mantan Wakil Walikota Padangpanjang itu mengatakan, kebijakan itu diterapkan di Kerinci, setelah melihat kenyataan adanya penurunan semangat anak-anak belajar Alquran.
Mengenang masa kecilnya sebagai putra asli Kerinci, Adi Rozal mengatakan, setiap anak sudah belajar mengaji sejak mereka masuk sekolah dasar, bahkan dalam usian lebih kecil. "Kalau kita tidak arahkan mereka sejak dini, maka sebagai orang tua pasti kami yang akan disalahkan kelak," katanya.




