Ahad 28 Feb 2016 05:01 WIB
Membedah Wajah Pao An Tui

Pao An Tui, Sisi Kelam Masyarakat Cina di Indonesia

Anggota Pau An Tui ketika berlatih bersama tentara KNIL Belanda, di CImahi, Oktober 1947
Foto:
Pelatihan Pao An Tui oleh tentara Belanda pada Oktober 1947.

Tanyakan kepada sejarawan Tionghoa di Indonesia. Mereka pasti tak berbicara banyak, karena yang mereka ketahui hanya sedikit. Yang banyak adalah pengingkaran terhadap sisi kelam Pao An Tui.

Seorang kawan sedang meneliti Pao An Tui, dengan membaca arsip Belanda. Dia sampai pada kesimpulan Pao An Tui Surabaya terlibat membantu NICA dalam perang 10 Nopember (lihat penelitian Andjarwati Noorhidajah yang terangkum dalam buku Tionghoa di Surabaya, serta memoir Soemarsono — komandan Pemuda Rakyat).

Bung Tomo marah dan mengobarkan semangat anti-Tionghoa. Akibatnya, terjadi pembantaian masyarakat Tionghoa di Medan, Tangerang, Bagan Siapi-api, dan kota-kota di Jawa Barat dan Tengah; Karawang.

Keterlibatan Pao An Tui Surabya membantu NICA inilah yang diingkari banyak sejarawan masyarakat Tionghoa Indonesia. Pengingkaran itu terjadi sejak awal.

Buktinya, ketika masyarakat Tionghoa Medan berupaya melindungi diri, mereka membentuk Pao An Tui dan meminta Jenderal TED Kelly, komandan pasukan Inggris, mempersenjatai mereka.

Fakta yang digunakan masyarakat Tionghoa Indonesia untuk membersihkan nama Pao An Tui adalah organisasi ini resmi dibentuk 28 Agustus 1947 di Jakarta atas restu PM Sutan Sjahrir. Oey Tjoe Tat, mantan menteri keuangan era Soekarno, juga menggunakan fakta yang sama untuk mengatakan Pao An Tui bukan antek Belanda.

Oey Tjoe Tat mengingkari keterlibatan Pao An Tui di Surabaya. Namun Siaow Giok Tjhan, pahlawan kemerdekaan Indonesia dari etnis Tionghoa, tidak. Demikian pula Liem Koen Hian, tokoh Partai Tionghoa Indoneisia (PTI) yang sejak 1930 mengkampanyekan nasiolisme Indonesia bagi masyarakat Tionghoa peranakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement