Sabtu 26 Dec 2015 16:35 WIB

Menjadi Manusia yang Adil dan Beradab

Rep: Damanhuri Zuhri/ Red: Agung Sasongko
Ketua Program Pascasarjana Pendidikan Islam UIKA Bogor, Adian Husaini
Foto: ROL/Agung Sasongko
Ketua Program Pascasarjana Pendidikan Islam UIKA Bogor, Adian Husaini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi mental masyarakat yang rusak dinilai karena minimnya pemahaman dan pelaksanaan adab berkehidupan. Banyak contoh kecil yang dapat dilihat. Misalnya, menerobos lampu lalu lintas.

Ketua Program Studi Pendidikan Islam Pasca sarjana UIKA Bogor, Adian Husaini mengungkap, Rasulullah ketika membangun Madinah menjadikan masyarakatnya beradab hanya dalam beberapa tahun. Sebuah masyarakat yang semula penggila miras kemudian diubah menjadi pembenci miras.

"Saya kira, apa yang sudah diteladankan Rasulullah tinggal dilanjutkan lagi. Karena itu, pidato Jokowi di acara Maulid Nabi yang mengajak bangsa Indonesia meneladani Rasulullah sangat bagus sekali," kata Wakil Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI)  kepada Republika.co.id, Sabtu (26/12).

Menurutnya, seorang Mukmin yang beradab tidak akan buang sampah sembarangan. karena, sampah yang dibuang itu akan dipertanggungjawabkan di akhirat. Apalagi mengambil hak orang lain. "Kalau manusia tahu adab maka ia akan tahu apa yang dilarang, ia tidak akan berani berbuat macam-macam," kata dia.

Jadi, kata dia, ketika para pendiri bangsa merumuskan Kemanusiaan yang adil dan beradab bukan hal yang main-main. Ada makna terkandung di dalamnya. Sebuah makna dimana masyarakatnya tidak mengambil hak orang lain. Apalagi menyalahgunakan amanah ketika dipilih menjadi pemimpin.

"Itu bukan rumusan main-main," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement