Kamis 23 May 2019 16:50 WIB

Ahli Hadis dan Fikih, Imam Al-Baihaqi (2-Habis)

Imam al-Baihaqi merupakan penulis Kitab as Sunnan al-Kubra

Ilustrasi Kitab
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi Kitab

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski dipandang sebagai ahli hadis, banyak kalangan menilai Imam al-Baihaqi tidak cukup mengenal karya-karya hadis dari Tarmizi, Nasa'i, dan Ibn Majah.

Dia juga tidak pernah berjumpa dengan buku hadis atau Masnad Ahmad bin Hanbal (Imam Hambali). Dia menggunakan Mustadrak al-Hakim karya Imam al-Hakim secara bebas.

Baca Juga

Menurut ad-Dahabi, seorang ulama hadis, kajian Imam al-Baihaqi dalam hadis tidak begitu besar. Bagaimanapun, sosok ini dinilai mahir meriwayatkan hadis karena benar-benar mengetahui sub-sub bagian hadis dan para tokohnya yang telah muncul dalam sandaran atau rangkaian perawi hadis (isnad-isnad).

Di antara karya-karya Baihaqi adalah, Kitab as-Sunnan al-Kubra. Karya ini terbit di Hyderabat, India, 10 jilid tahun 1344-1355. Karya itu menjadi yang paling terkenal. Buku ini pernah mendapat penghargaan tertinggi.

Dalam karya tersebut ada catatan-catatan yang selalu ditambahkan mengenai nilai-nilai atau hal lainnya, seperti hadis-hadis dan para ahli hadis. Selain itu, setiap jilid cetakan Hyderabat memuat indeks yang berharga mengenai tokoh-tokoh dari tiga generasi pertama ahli-ahli hadis yang dijumpai dengan disertai petunjuk periwayatannya.

Itulah di antara sumbangsih dan peninggalan berharga dari Imam Baihaqi. Dia mewariskan ilmu-ilmunya untuk ditanamkan di dada para muridnya. Di samping telah pula mengabadikannya ke dalam berbagai bentuk karya tulis yang hingga sekarang pun tidak usai-usai juga dikaji orang.

Imam terkemuka ini meninggal dunia di Nisabur, Iran, tanggal 10 Jumadilawal 458 H (9 April 1066). Dia lantas dibawa ke tanah kelahirannya dan dimakamkan di sana. Penduduk kota Baihaq berpendapat, bahwa kota merekalah yang lebih patut sebagai tempat peristirahatan terakhir seorang pecinta hadis dan fikih, seperti Imam Baihaqi.

Sejumlah buku penting lain telah menjadi peninggalannya yang tidak ternilai. Antara lain Sheub Al Iman, Tha La'il An Nabuwwa, Al Asma wa As Sifat, dan Ma'rifat As Sunnan cal Al Athaar.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement