Rabu 20 Mar 2019 15:15 WIB

Mengenal Ibnu Al Jawzi, Cendikiawan Asal Baghdad

Selain kuasai Ilmu Agama, Ibnu Al Jawzi akrab dengan kajian humaniora

Ilmuwan Muslim.
Foto: Metaexistence.org
Ilmuwan Muslim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cendekiawan silih berganti bermunculan di Baghdad, Irak. Salah satunya, Ibnu Al Jawzi yang hidup pada abad ke-12. Ia memiliki nama lengkap Abu Al Faraj Ibnu Al Jawzi. Selain menguasai ilmu agama, ia akrab dengan kajian humaniora. Maka itu, ia memiliki kemampuan dalam menulis dan berpidato.

Ibnu Al Jawzi sering disebut sebagai seorang anak yang menjadi dewasa sebelum waktunya. Ia melakukan pidato pertamanya pada saat berusia 10 tahun. Bahkan, dengan berkah kecerdasannya, ia mampu menulis buku pertamanya saat berusia 13 tahun.

Baca Juga

Sejumlah catatan sejarah menyebutkan, Ibnu Al Jawzi merupakan laki-laki yang selalu menjaga kesehatannya dan selalu belajar serta berpikir untuk mempertajam akal pikirannya. Tak heran, jika ia menjelma menjadi seorang cendekiawan yang banyak dikagumi orang.

Ibnu Al Jawzi sudah menjadi seorang yatim piatu sejak kanak-kanak, tepatnya saat ayahnya meninggal dunia ketika ia memasuki usia tiga tahun. Lalu, ia dirawat dan dibesarkan oleh bibinya yang kemudian membawanya kepada seorang ahli hadis Syekh Ibnu Nasir.

Di sisi lain, Ibnu Al Jawzi juga menimba ilmu dari cendekiawan ternama lainnya, yaitu Ibnu Aqil. Bahkan, Ibnu Aqil memiliki pengaruh besar dalam pemikiran Ibnu Al Jawzi. Ini terlihat jelas dalam karya yang ditulisnya, berjudul Mukhtasar Funun Ibn Aqil. Buku yang ditulis Ibnu Al Jawzi ini berisi penjelasan karya-karya Ibnu Aqil.

sumber : Mozaik Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement