Ahad 17 Feb 2019 06:52 WIB

KH Zainuddin MZ, Sang Dai 'Sejuta Umat' dari Betawi (5)

Pada masa ini, sang kiai aktif selama lima tahun di PPP

KH Zainuddin MZ
Foto: tangkapan layar youtube
KH Zainuddin MZ

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada masa Orde Baru, KH Zainuddin MZ mulai akrab dengan dunia politik. Sosok yang disebut "Dai Sejuta Umat" itu awalnya hanya sebagai seorang juru kampanye Partai Persatuan Pembangunan (PPP), terutama menjelang pemilihan umum (pemilu) 1977.

Kemudian, dia akhirnya bergabung ke sana. Pilihan ke PPP dapat dikaitkan dengan sikap takzimnya kepada sang guru, KH Idham Chalid. Sebagai informasi, tokoh Nahdlatul Ulama (NU) itu merupakan salah seorang pencetusk berdirinya partai tersebut. Maka dari itu, KH Zainuddin MZ menjadi salah satu representasi Nahdliyin di partai berlambang ka’bah tersebut.

Baca Juga

Sebelum masuk ke ranah politik praktis, suami Hj Siti Kholilah tersebut lebih dahulu mendengarkan masukan-masukan dari keluarganya. Fakta itu diungkap salah seorang anaknya, Luthfi Manfaluti, saat diwawancarai Republika, 9 Juli 2011 silam.

Luthfi menjelaskan, motif ayahnya menjadi politikus bukan demi kepentingan transaksional duniawi. Dia melihat politik sebagai sebuah tantangan untuk berbuat kebaikan secara sistemik. Sang kiai putra daerah Betawi itu tidak mau sekadar di atas mimbar. Dia juga ingin menerapkan kemampuannya untuk ikut mengubah kehidupan masyarakat, terutama melalui jalur politik dan kebijakan publik.

Kiai yang lahir pada 2 Maret 1952 itu dikenang sering kali menyebut di pelbagai ceramah. Musuh utama bangsa ini adalah korupsi. Perbuatan jahat itulah yang mesti dibasmi bila Indonesia mau maju.

Maka dari itu, ungkap Luthfi, ayahnya itu mau ikut duduk di pemerintahan, dengan harapan. Dirinya dapat mengawali keberanian dari level elite nasional untuk konsisten memberantas korupsi. Memang, pada masa itu korupsi seakan-akan sudah membudaya di kultur politik nasional. Perbuatan itu diibaratkan Kiai Zainuddin MZ seperti sel kanker yang menghambat kemajuan Indonesia, termasuk di dalamnya umat Islam.

 

Ketika di PPP

Cara KH Zainuddin MZ ketika berpolitik juga tertata. Tujuannya, merangkul semua lapisan masyarakat. Sebagai gambaran, peraih doktor honoris causa Universitas Kebangsaan Malaysia itu menggalang belasan koordinator di daerah-daerah. Mereka tadinya hanya bertugas mempersiapkan safari dakwah. Mulai saat ini, tugasnya juga memperantarai komunikasi sang kiai dengan seluruh warga di masing-masing tempat.

Dengan begitu, setiap daerah yang disambangi KH Zainuddin MZ dapat menjadi basis massa pendukung PPP. Selain dirinya, ada pula sahabatnya yang juga musisi legendaris, Rhoma Irama. Keduanya memotori kampanye partai yang mengusung narasi Islam-kebangsaan tersebut.

Rupanya, manuver PPP membuat penguasa saat itu cemas. Pemerintah yang disokong Golongan Karya (Golkar) terus mengupayakan manuver balasan. Ujung-ujungnya, pada 1982 KH Zainuddin MZ pamit dari PPP. Hanya lima tahun dia bertahan di sana. “Golkar sedang ganas-ganasnya,” kata dia waktu itu (Republika, 9/7/2011).

Baca juga: KH Zainuddin MZ, Sang Dai 'Sejuta Umat' dari Betawi (4)

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement