Sabtu 26 Jan 2019 05:33 WIB

Cinta Jalaludin Rumi

Jalaludin Rumi adalah sebuah puisi

Puisi-puisi sufistik Rumi sarat dengan makna dan pesan humanis yang universal.
Foto: Reuters/ca
Puisi-puisi sufistik Rumi sarat dengan makna dan pesan humanis yang universal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Jalaludin Rumi adalah sebuah puisi. Kisahnya dalam merevolusi ilmu kalam tak dapat terhapus dari sejarah. Refleksi tasawuf Rumi pertama kali ditulis dalam sebuah buku puisi berjudul Diwan Syamsi-I Tabrizi, buku yang ditulis untuk mengenang Syamsuddin at- Tibrizi, seorang penyair sufi pengelana yang bertemu dengan Rumi di Konya, Turki.

Rumi pun mulai dikenal sebagai seorang penyair Sufi yang mampu mengungguli penyair-penyair lain pada masanya. Setiap lirik puisi yang digubahnya sarat dengan ungkapan cinta mendalam kepada Allah. Puisinya juga mengandung ajaran filsafat dan gambaran tentang ajaran tasawuf yang dianutnya.

Ajaran penyatuan wujud (wahdah al wujud) merupakan konsep tasawuf Rumi. Namun, konsepnya tidak sama dengan Ibnu Arabi yang menyatakan Tuhan bersatu dengan makhluk. Dengan demikian, Allah sebagai segala sesuatu itu sendiri. Rumi mengungkapkan, Tuhan adalah wujud yang meliputi. Keyakinan ini tidak berarti segala sesuatu itu adalah Allah atau Allah adalah sesuatu.

Dalam kumpulan puisinya yang disebut al-Matsnawi, Rumi membangkitkan ilmu kalam yang ketika itu telah kehilangan se mangat dan kekuatannya. Dr Muhahmmad Syafii Antonio dalam Ensiklopedi Peradaban Islam menjelaskan, dalam puisi-puisinya, Rumi mengkritik habis langkah dan arahan filsafat yang melampaui batas. Filsafat dinilai cenderung mengebiri perasaan dan mengultuskan rasio.

Lewat puisi-puisinya, Rumi menyampaikan jika pemahaman atas dunia hanya mungkin didapat lewat cinta, bukan sematamata lewat kerja fisik. Rumi mengatakan bahwa Tuhan sebagai satu-satunya tujuan, tidak ada yang menyamai.

Rumi pun kerap mengawali puisinya dengan kisah-kisah masa lalu. Dia menggunakan kisah tersebut sebagai alat untuk menyampaikan ide dan pikirannya. Kisahkisah Nabi Yusuf, Musa, Ya'qub, dan Isa se ngaja ditampilkan sebagai lambang keindahan jiwa yang mencapai makrifat.

Kitab al-Matsnawi karangan Rumi telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Sepertiga volume pertama diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman. Puisi ini diterbitkan di Leipzig dan dicetak ulang pada 1913. Setelah itu, sebanyak 3.500 baris puisi pilihan dari al-Matsnawi diterjemahkan lagi oleh Whinfield ke dalam bahasa Inggris. Terje mahan ini diterbitkan di London pada 1887.

Reynold Alleyne Nicholson bekerja sela ma 25 tahun untuk menerjemahkan al-Matsnawi ke dalam bahasa Inggris. Dia meleng kapinya dengan uraian dan komentar.

sumber : Dialog Jumat Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement