Rabu 12 Dec 2018 07:07 WIB

Ketika Samiri Khianati Musa

Atas kasih sayang Allah, diutuslah Jibril untuk merawat sang bayi.

Dalam Alquran Nabi Musa dan Nabi Khidir bertemu di sebuah lokasi (Ilustrasi)
Dalam Alquran Nabi Musa dan Nabi Khidir bertemu di sebuah lokasi (Ilustrasi)

Dalam perjalanan, rombongan Musa mampir di sebuah desa yang penduduknya menyembah patung anak sapi. Bukan menaati Musa untuk menauhidkan Allah, Bani Israil justru meminta Musa untuk membuat satu patung untuk mereka sembah.

"Wahai Musa, buatkanlah untuk kami satu sesembahan sebagaimana mereka mempunyai beberapa sesembahan," pinta mereka. Tentu saja, Musa geram mendengarnya. Ia pun kembali mengingatkan kaumnya agar hanya menyembah Allah Ta'ala semata.

Sejak singgah di desa tersebut, kekaguman Samiri pada anak sapi kembali membutakan hatinya. Ia pun bertekad suatu hari akan mengajak Bani Israil untuk menyembah anak sapi. Ia pun teringat pada tanah jejak kuda Jibril yang ia simpan dalam kantong. Dengan bisikan setan, Samiri bertekad menjadikan tanah tersebut bahan pembuatan patung.

Keinginan Samiri untuk menjalankan misinya mendapat kesempatan. Di tengah perjalanan, Musa meninggalkan Bani Israil untuk sementara waktu dengan tujuan mendapatkan wahyu Taurat dari Allah. Atas perintah Allah, Musa menuju bukit Thur untuk menerima mukjizat Taurat. Musa berencana pergi selama 10 malam, tapi kemudian digenapkan selama 40 malam.

Sebelum berangkat, Nabi Musa pun menitipkan Bani Israil pada adiknya, Nabi Harun. "Gantikanlah aku dalam memimpin kaumku. Perbaikilah dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan," ujar Musa.

Harun pun kemudian memimpin Bani Israil. Namun, rupanya Samiri tak peduli dengan nasihat Harun. Ia pun mengajak Bani Israil untuk mengumpulkan segala perhiasan emas yang selama ini dibawa. Emas tersebut dikumpulkan untuk kemudian dilebur di atas api.

Setelah emas meleleh, Samiri melemparkan tanah jejak kuda Jibril yang ia simpan selama perjalanan dari Mesir. "Jadilah anak sapi!" teriak Samiri girang tanpa merasa berdosa. Lupa sudah Samiri akan peringatan Musa agar tak menyembah berhala, tapi selalu mengesakan Allah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement