Kamis 22 Nov 2018 06:00 WIB

Kisah Masyithah, Tukang Sisir Putri Firaun

Masyithah dan keluarga rela mati demi mempertahankan keimanan kepada Allah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Mesir ribuan abad silam menjadi saksi sejarah kehidupan seorang wanita yang hatinya dipenuhi keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Saat itu tanah piramida dikuasai Firaun yang bengis. Ia memaksa seluruh rakyat Mesir menyembahnya.

Allah telah mengutus Nabi Musa untuk menyelamatkan Bani Israil dari kekejaman sang raja. Namun, Firaun teramat kejam hingga mereka yang beriman begitu takut untuk memperlihatkan keimanannya kepada Allah. Salah satu yang menyembunyikan keimanan tersebut yakni seorang wanita bernama Masyithah beserta keluarganya.

Masyithah merupakan salah satu pelayan istana Firaun. Ia bertugas sebagai tukang sisir putri Firaun. Sejak bertahun-tahun silam, keluarga Masyithah setia melayani istana. Ketika agama Ibrahim disampaikan Musa di tanah Mesir, mereka mengimaninya. Namun, tak ada yang tahu keimanan Masyithah, termasuk sang majikan.

Hingga suatu hari, tibalah saat Allah menguji keimanan Masyithah dan keluarganya. Saat itu Masyithah tengah menyisir rambut putri Firaun. Tiba-tiba sisir di tangannya jatuh dan tanpa sadar asma Allah keluar dari lisan Masyithah. "Allah!" seru Masyithah spontan.

Mendengarnya, putri Firaun sontak kaget. Ia pun segera menginterogasi Mayithah, siapakah Allah itu. Jika Allah itu Tuhan, maka berarti Masyithah siap dihukum mati karena telah menentang Firaun, ayahnya.

Masyithah tak juga menjawab pertanyaan sang putri. Keringat dingin menderas tubuhnya, ketakutan menderu hatinya. "Siapa Allah itu? Mengapa kau tak menjawab! Apakah kau punya Tuhan selain ayahku?" seru sang putri. Masyithah terus bungkam, namun sang putri terus mendesaknya. Hingga keberanian pun datang dari diri Masyithah. Ia tahu betul, inilah saatnya keimanan hendak diuji Allah.

"Allah adalah Tuhanku, Tuhan ayahmu, dan Tuhan seluruh alam," jawab Mayithah tegas.

 

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement