Rabu 26 Sep 2018 17:00 WIB

Memalsukan Kitab Suci

Kitab suci diturunkan agar manusia terjaga dari kesesatan dan kekufuran.

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Dua anak membaca kitab suci Alquran.   (ilustrasi)
Foto: Aditya Pradana Putra/Republika
Dua anak membaca kitab suci Alquran. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Sesungguhnya kebenaran yang Allah SWT turunkan dalam kitab-kitab-Nya adalah pelindung dari kesesatan bagi umat di mana kitab itu diturunkan. Akan tetapi, para pemilik jiwa yang sakit membenci kebenaran dan memusuhinya.

Sejarah mencatat secara baik bagaimana oknum Bani Israil melakukan penyimpangan tersebut sebagaimana terekam baik dalam hadis riwayat Imam al-Baihaqi. Dalam riwayat itu, Rasulullah SAW seperti dituturkan Abu Musa al-Asy'ari mengatakan, Sesungguhnya Bani Israil menulis sebuah kitab dan membuang Taurat.

Dalam riwayat tersebut, Imam Baihaqi meriwayatkan dalam bab Syuabul Imandari Abdullah bahwa ketika Bani Israil mengalami masa yang panjang dan hati mereka menjadi keras, mereka membuat kitab yang diinginkan hati mereka dan dihalalkan lisan mereka.

Dan adalah kebenaran yang menjadi penghalang bagi mereka untuk mewujudkan banyak ambisi mereka sehingga mereka membuang kitab Allah di belakang punggung mereka seolah-olah mereka tidak mengetahui.

Sekelompok orang dari Bani Israil berusaha sungguh-sungguh untuk menistakan kitab peninggalan Musa, Taurat. Mereka membuat kitab yang seolah-olah sama dengan Taurat.

Dalam sejumlah kesempatan, Rasulullah menyampaikan bahwa ketika iman di hati Bani Israil melemah, kerusakan menyebar di wilayah mereka dan orang-orang zalim dan rusak menguasai mereka.

Mereka berusaha mengganti agama Bani Israil peninggalan Musa dengan menulis kitab yang berisi teori- teori dan prinsip-prinsip yang bertolak belakang dengan kandungan kitab yang benar. Mereka hendak membawa Bani Israil agar mengikuti ajaran kitab palsu itu dan meninggalkan agama Allah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement