Kamis 20 Sep 2018 16:25 WIB

Keutamaan Sang Ummul Mukminin

Khadijah menemani hari-hari sulit Rasulullah di masa awal kenabiannya.

Penampakan salah satu lokasi di Pekuburan Ma'la di Makkah, Ahad (2/9). Di kompleks pekuburan tersebut terbaring jasad Siti Khadijah, istri pertama Rasulullah SAW.
Foto: Republika/Fitriyan Zamzami
Penampakan salah satu lokasi di Pekuburan Ma'la di Makkah, Ahad (2/9). Di kompleks pekuburan tersebut terbaring jasad Siti Khadijah, istri pertama Rasulullah SAW.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Khadijah menemani hari-hari sulit Rasulullah di masa awal kenabiannya. Dengan akhlak yang luhur, Ummul Mukminin tak hanya menempati hati Muhammad, namun juga hati seluruh Mukminin. Ia melakukan banyak hal dan berkorban, baik jiwa, raga, maupun harta demi tegaknya agama Allah.

Di masa jahiliyah, Khadijah merupakan penganut agama nabi Ibrahim yang lurus. Ia tidak menyembah berhala dan bersih dari perilaku jahil. Menauhidkan Allah selalu diyakininya meski saat itu Islam datang dengan diutusnya Rasulullah.

Maka, ketika suaminya diutus Allah untuk mengajarkan agama Islam, Khadijahlah yang terdepan bukan hanya saat mengimani Rasulullah melainkan juga mendukungnya.

Rasulullah pernah bersabda, "Allah tidak memberiku pengganti yang lebih baik dari Khadijah. Ia telah beriman kepadaku saat orang lain kufur, ia memercayaiku ketika yang lain mendustaiku. Ia memberikan hartanya padaku ketika tidak ada orang lain membantuku. Dan Allah juga menganugerahiku anak-anak melalui rahimnya, sementara istri-istriku yang lain tidak memberiku anak," Hadits riwayat Bukhari, Ahmad, dan Thabrani.

Baca: Khadijah bin Khuwailid, Pebisnis Wanita yang Agung

Atas apa yang ia lakukan, Khadijah memiliki kedudukan tinggi di dalam hati dan kehidupan Rasulullah. Ia bahkan pernah mendapat salam dari jibril dan dijanjikan Allah dengan sebuah rumah di surga.

Dalam sebuah hadis Rasulullah disebutkan, "Jibril penah menemuiku dan berkata 'wahai Rasulullah, Khadijah tengah mendatangimu. Ia membawa wadah berisi lauk (makanan atau minuman). Maka, jika dia telah sampai kepadamu, sampaikanlah salam kepadanya dari Tuhannya dan dariku. Dan beri tahu padanya sebuah kabar gembira berupa sebuah rumah di dalam surga yang terbuat dari kayu dan di dalamnya tidak terdapat kesusahan dan kegaduhan'," Hadis riwayat Bukhari dan Muslim.

Tak ada wanita yang lebih agung selain Khadijah al-Kabir. Kemuliaan yang ia miliki tak dapat ditandingi wanita lain. Ia pun menjadi satu dari empat wanita utama sepanjang sejarah. Rasul bahkan pernah bersabda, "Wanita-wanita terbaik sepanjang sejarah adalah Maryam binti 'Imran, Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, dan Asyiah, istri Fir'aun," hadis riwayat Ahmad.

Di antara istri-istri Rasulullah, Khadijah memiliki keistimewaan dibanding yang lain. Rasulullah tak pernah melupakannya meski telah menikah dengan wanita lain. Dia selalu mengenang cinta istri pertamanya dan menjalin silaturahim dengan keluarga Khadijah.

Baca: Rahasia Sukses Bisnis Khadijah Istri Rasulullah

Rasulullah pernah menyembelih seekor kambing kemudian membagikan dagingnya ke teman-teman Khadijah. "Saya memperhatikan teman-temannya karena ia memiliki tempat khusus di hati saya," ujar Rasulullah.

Rasul juga sering kali menceritakan kebaikan-kebaikan Khadijah kepada sahabat dan kepada istri-istrinya. Aisyah, yang merupakan istri Nabi pun tak pernah merasa cemburu pada istri Rasulullah yang lain kecuali kepada Khadijah.

Menurut Aisyah, setiap kali Rasulullah menceritakan tentang Khadijah, maka dia akan berbicara lebar, memujinya, dan berdoa bagi pengampunannya. Selain itu, Khadijahlah yang memberikan keturunan kepada nabi.

Hanya dua istri Rasul yang melahirkan anak, yakni Khadijah dan Maria al-Qibtiya. Dari Khadijahlah keturunan Rasul yang terus hidup dan tak terputus. Dari Maria, Rasulullah mendapatkan putra bernama Ibrahim, namun meninggal di masa kecil. Dari Khadijah, terdapat dua putra dan empat putri. Namun, dua putra nabi meninggal di masa kecil. Sedangkan empat putri nabi dari Khadijah tumbuh dewasa dan menjadi pembela agama Allah. Mereka yakni Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, dan Fatimah.

Keempatnya bahkan mengikuti Rasul saat hijrah ke Madinah. Zainab menikah dengan Abu 'Aas bin Rabi'ah, Ruqayyah menikah dengan Utsman bin Affan. Ketika Ruqayyah meninggal, Utsman menikahi Umm Kultsum. Sedangkan Fatimah menikah dengan 'Ali bin Abi Thalib.

Tiga putri pertama meninggal ketika Rasulullah masih hidup. Sementara si putri bungsu, Fatimah, sempat memberikan cucu kepada nabi yakni Hasan dan Husein. Fatimah az-Zahra wafat enam bulan setelah wafatnya Rasulullah.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement