Ahad 05 Aug 2018 17:00 WIB

Tiga Ahli Mata Abad Pertengahan

Barat akui sumbangsih ilmuwan mata di bidang kesehatan mata.

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
 Ilmuwan Muslim penemu optik (ilustrasi).
Foto: emel.com
Ilmuwan Muslim penemu optik (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pengakuan Barat terhadap sumbangsih ilmuwan Muslim bagi dunia medis di bidang kesehatan mata tak terbantahkan. Dokter spesialis mata dan sejarawan kedokteran Jerman ternama, Profesor Julius Hirschberg (1843-1925), pada Juli 1905, dia menegaskan fakta itu dihadapan peserta American Medical Association di California.

Penegasan tersebut tertuang dalam karyanya yang cukup monumental yakni Ophthalmologists Arab. Dia memulai ceramahnya dengan mengatakan, "Saya mengajak Anda untuk kembali bersama saya selama seribu tahun untuk mempertimbangkan sejarah yang menarik dari Ophthalmologi Arab yang telah saya pelajari dalam lima tahun terakhir, dua pertanyaan penting mengenail ofhtal- mologi adalah, darimana sumber-sumber informasi utama ahli mata Arab? Apa kontribusi mereka pada ofhtalmologi? " 

Pernyataan ini tentu menggelitik rasa pe-nasaran redaksi untuk menelusuri jejak spesialis mata pada awal awal peradaban Islam.Di antaranya Ali Bin Isa, Ammar bin Ali al-Mosuli, dan Ibnu al-Haytham.

Berikut uraiannya: 

Ali bin Isa 

Ali bin Isa terkenal melalui karyanya yang terkenal, Memorial of Ophthal- mology. Karya ini dikompilasi dari sum- ber-sumber Yunani, yang memuat sepuluh risalah mata yang pernah ditulis Galen.

Ali menambahkan pengetahuan baru. Menurut Hirschberg, pekerjaan ini sama pentingnya dengan kontribusi kaum Muslim ke Masjid Kordoba (Spanyol). Buku teks Kali- fah(ditulis sekitar tahun 1260 M) mencatat 18 karya tentang oftalmologi.

Selain karya di atas, Tashkiratul-Kahhal?n (Notebook of the Occulists)juga termasuk karya Ali yang tersohor. Buku teks ini merupakan buku terbaik dan terlengkap tentang penyakit mata.

Ammar Ibn Ali al-Mosuli 

Ammar, dari Mosul di Irak, penelitiannya terkenal sekitar 1.010 Masehi. Dia menulis sebuah buku berjudul Kit?b al-Muntakhab fi 'ilaj al-'Ayn.Penelitiannya banyak dipraktikkan di Mesir. Bukunya membahas anatomi, patologi dan menjelaskan enam kasus sejarah untuk operasi katarak dan kasus neuritis optik.

Hirschberg menulis bahwa Ammar adalah ahli bedah mata yang paling pintar dari seluruh literatur Arab. Ammar adalah penemu operasi katarak dengan penyedotan, menggunakan jarum berongga halus yang dimasukkan melalui limbus (tempat kornea bergabung dengan konjungtiva).Ini adalah operasi terbaik yang dilakukan pada masanya. Operasi katarak jenis ini antara lain masih dilakukan hingga saat ini.

Ibn al-Haytham 

Ibn al-Haytham, lahir pada 965 M, adalah yang pertama menjelaskan bahwa semua penglihatan dimungkinkan karena pembiasan sinar cahaya. Karya Ibnu al-Haytham diulang dan diperluas ahli matematika Persia Kamal al-Din l- Farisi (meninggal 1320 M).

Karya asli orang Arab termasuk pengenalan istilah-istilah seperti eyeball, conjunctiva, cornea, uvea,dan retina. Muslim juga melakukan operasi pada penyakit kelopak seperti tra- choma, pengerasan bagian dalam. Glaukoma (peningkatan tekanan intra-okular mata) pertama kali dijelaskan oleh orang Arab. Namun, kontribusi tunggal terbesar dalam ofh- talmologi oleh orang Arab adalah dalam hal katarak.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement