Rabu 11 Apr 2018 19:00 WIB

Gaya Bahasa Makkiyyah dan Madaniyyah

Pergeseran fase dakwah Rasulullah SAW membuat gaya bahasa yang berbeda.

Rep: Syahruddin el-Fikri/ Red: Agung Sasongko
Alquran
Foto: Republika/Yasin Habibi
Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain dilihat dari pesan dan ajaraan yang terkandung di dalamnya, kita juga bisa membedakan antara ayat atau surat Makkiyyah dan Madaniyyah melalui karakteristik gaya bahasa. Satu dari karakter tersebut disebutkan oleh Ibnu Khaldun ketika berbicara tentang wahyu. Ia menyebutkan ayat-ayat Madaniyyah lebih panjang apabila dibandingkan dengan ayat-ayat Makkiyyah.

Ibnu Khaldun mencontohkan riwayat turunnya Surat Bara'ah (Taubat) ketika Perang Tabuk. Surat ini diturunkan seluruhnya atau kebanyakannya kepada Nabi SAW ketika beliau berada di atas unta. Padahal, sewaktu di Makkah, yang diturunkan kepadanya hanya sebagian surat dari surat-surat pendek pada suatu waktu dan sebagian lainnya di waktu lain.

Demikian pula ayat terakhir yang diturunkan di Madinah adalah ayat tentang utang piutang (ayat ad-dain), sebuah ayat yang panjang apabila dibandingkan dengan ayat-ayat yang turun di Makkah, seperti ayat-ayat dalam Surat ar-Rahman, adz-Dzariyat, al-Muddatstsir, adh-Dhuha, al-Falaq, dan semacamnya.

Karakteristik ayat atau surat Makkiyyah yang pendek-pendek ini diyakini para ulama Alquran berkaitan erat dengan dakwah Rasulullah SAW selama menetap di Makkah yang masih terbatas pada tugas memberi peringatan. Karenanya mereka menilai surat-surat Makkiyyah ini untaian kalimat ayatnya menggunakan gaya bahasa persuasif yang cenderung bernada keras dan bersajak serta banyak terdapat lafaz sumpah. Surat al-Fatihah merupakan salah satu contoh surat Makkiyyah.

Sementara itu karakteristik dakwah Rasulullah SAW setelah hijrah ke Madinah mengalami pergeseran ke fase risalah yang muatan dakwahnya lebih luas daripada saat beliau masih menetap di Makkah. Oleh karena itu, diperlukan bahasa yang berbeda pada tatanan struktur.

Pergeseran fase dakwah Rasulullah SAW inilah yang membuat ayat-ayat yang turun setelah beliau hijrah ke Madinah memiliki ciri panjang-panjang dan gaya bahasanya dalam menerangkan hukum-hukum agama jelas dan tegas. Surat al-Baqarah adalah salah satu contoh surat Madaniyyah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement