Jumat 31 Oct 2014 23:32 WIB

Merawat Ihsan (2)

Kesadaran akan hadirnya Allah dalam setiap helaan nafasnya inilah yang menyelamatkan para hamba dari berbuat maksiat.
Foto: Brainchildmag.com/ca
Kesadaran akan hadirnya Allah dalam setiap helaan nafasnya inilah yang menyelamatkan para hamba dari berbuat maksiat.

Oleh: Hannan Putra    

Yusuf pun sadar, Tuhannya Maha Melihat dan Maha Menyaksikan apa yang dilakukan hamba-Nya. Tuhan yang disembah Yusuf tidak pernah tidur maupun lalai.

Seharusnya, ia yang lebih malu untuk bermaksiat. Yusuflah yang semestinya takut dengan murka Tuhannya jika ia bermaksiat, sedangkan Tuhannya menyaksikan.

Kesadaran inilah yang membuncah dalam dada seorang Yusuf muda yang masih belia itu. Inilah yang membuatnya lari dan membatalkan niat awalnya untuk bermaksiat.

Jika setiap Muslim memperhatikan “tanda” yang diberikan Allah kepadanya, serta menyadari kehadiran Allah dalam setiap gerak dan langkahnya, mustahil ia bisa bermaksiat kepada Allah.

Bagaimana mungkin seorang Muslim yang sadar bahwa ia hidup di bumi Allah, menghirup udara milik Allah, dan memakan rezeki dari Allah, kemudian ia bermaksiat di hadapan mata Allah?

Tidakkah ia malu kepada Tuhannya untuk melakukan maksiat. Ke manapun ia pergi, tidak akan bisa bersembunyi dari mata Allah yang Maha Melihat.

Kesadaran akan hadirnya Allah dalam setiap helaan nafasnya inilah yang menyelamatkan Nabi Yusuf. Kesadaran itu pula yang bisa menyelamatkan para hamba dari bermaksiat kepada Sang Khaliq. Betapa banyak “tanda” yang diberikan Allah kepada hamba-Nya.

Semua tanda tersebut sangatlah terang dan terlihat. Seorang yang bermaksiat pasti berontak hatinya melihat “tanda” yang terlihat nyata oleh matanya, terdengar oleh telinga, dan sangat terasa di hatinya.

Namun, “tanda” tersebut ia sembunyikan dan dibuang jauh-jauh. Ia berpura-pura seakan Allah tidak menyaksikan perbuatan maksiatnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement