Rabu 10 Oct 2018 16:24 WIB

Panggung Ujian Manusia

Ujian itu juga merupakan sarana Allah memberikan kebaikan kepadanya

Sujud dalam shalat memberikan manfaat fisiologis yang amat proporsional bagi anatomi tubuh manusia, khususnya fungsi otak. (Ilustrasi)
Foto: republika/prayogi
Sujud dalam shalat memberikan manfaat fisiologis yang amat proporsional bagi anatomi tubuh manusia, khususnya fungsi otak. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, OLEH FAJAR KURNIANTO

Kehidupan dunia bagi manusia, khususnya orang beriman, sejatinya adalah panggung ujian. Hanya di akhirat, di surga yang penuh kenikmatan, yang tak ada ujian. Ketika Allah menurunkan Adam dan Hawa ke dunia, Dia berkata kepada mereka, Dan kamu mempunyai kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di bumi sampai waktu yang telah ditentukan. Di bumi itu kamu hidup, dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan. (QS al-A'raf [7]: 24-25).

Manusia diturunkan ke dunia untuk menghadapi ujian Allah lewat kehidupan yang tak selalu menyenangkan dan mudah, berbeda dengan kehidupan di surga. Di dunia, untuk mendapatkan makanan dan minuman, misalnya, ia mesti mencarinya sendiri, berusaha dengan kekuatan dan kemampuannya sendiri.

Makanan dan minuman tak pernah datang sendiri, tetapi dicari dan di usahakan. Allah memang telah menyediakan makanan dan minuman, tetapi untuk mendapatkannya manusia perlu bergerak dan berusaha.

Dalam usaha itu, manusia acap kali akan dihadapkan dengan berbagai persoalan.

Persoalan itu menuntut manusia untuk berpikir mengatasinya dan mencari jalan keluarnya. Allah telah memberi manusia akal, pikiran, hati, serta kekuatan fisik untuk membantu manusia dalam hal ini.

Tak cukup dengan itu, Allah juga menurunkan para nabi dan rasul-Nya untuk membimbing dan me nun juki manusia ke jalan yang benar dalam menghadapi kehidupan hingga berhasil mendapatkan kehidupan yang baik dan bahagia, di dunia dan di akhirat kelak, sekaligus mengingat kannya tentang Allah, Tuhan alam semesta beserta isinya.

Sebagian manusia ada yang berhasil, sebagian ada yang gagal. Sebenarnya tidak ada yang gagal, tetapi hanya keberhasilan yang masih tertunda, sehingga menuntut manusia untuk terus mengusahakannya lagi tanpa pernah menyerah dan putus asa.

Kegagalan adalah ujian bagi manusia, apakah ia akan bangkit lagi untuk menggapai keberhasilan atau justru frustrasi dan menyerah. Orang yang selalu berusaha atau berikhtiar terus-menerus sembari bertawakal kepada Allah disertai kesabaran, ketulusan, dan tekad, berarti ia berhasil melewati ujian. Allah tidak akan menyia-nyiakan usaha tersebut.

Dalam hadis dikatakan, ujian terhadap orang beriman sejatinya merupakan bentuk kasih sayang Allah. Nabi mengatakan, Apabila Allah menyenangi hamba maka dia diuji agar Allah mendengar permohonannya (kerendahan dirinya). (HR al- Baihaqi).

Ujian itu juga merupakan sarana Allah memberikan kebaikan kepadanya. Nabi mengatakan, Barang siapa dikehendaki Allah kebaikan baginya maka dia akan diuji.

(HR al- Bukhari). Kebaikan bisa berupa hasil yang baik, keberhasilan atau kesuksesan akan apa yang diharapkan atau dicita-citakan, setelah berikhtiar keras dan terus-menerus.

Setelah manusia berhasil dan sukses, hal itu sesungguhnya tidak berarti ujian telah usai. Keberhasilan dan kesuksesan itu sendiri adalah ujian, apakah dengan itu ia kemudian bersyukur dan berterima kasih kepada Allah, atau ingkar, lupa diri, lupa daratan, serta mengabaikan orang lain dan Allah yang sejatinya adalah Sang Pemberi dan Penolongnya.

Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab al- Hikam mengatakan, Di antara hak Allah yang paling sukar ditunaikan oleh seorang hamba adalah bersyukur kepada-Nya. Sesungguhnya, syukur itu ada zahir dan batinnya. Syukur zahir adalah dengan melaksanakan syariat Allah. Sedangkan syukur batin adalah dengan menyaksikan semua kebaikan itu datang dari Allah (syuhud ni'mah).

Hal-hal yang dianggap buruk oleh manusia, seperti kegagalan, pen deritaan, kesakitan, kesengsaraan, musibah, bencana, dan seterusnya, sejatinya adalah ujian Allah di panggung kehidupan dunia. Begitu pula, dengan hal-hal yang dianggap baik, seperti keberhasilan, kesuksesan, kesenangan, esejahteraan, kekayaan materi, dan seterusnya, itu juga ujian.

Allah menegaskan, Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai ujian (yang sebenar- benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. (QS al-Anbiya'[21]: 35). Jika kedua hal itu disikapi manusia secara baik, Allah juga akan memberikan yang terbaik untuknya.Wallahu a'lam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement