Senin 12 Nov 2018 14:00 WIB

Menghindari Permusuhan

Kita tidak bisa mencegah keberadaan orang yang dengki dan memusuhi.

Takwa (ilustrasi).
Foto: alifmusic.net
Takwa (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh; Agus Sopian

Diriwayatkan dari Anas RA, Rasulullah SAW bersabda, "Ja ngan lah kalian saling mem benci, saling menghasut, saling membelakangi, dan saling memutuskan silaturahim. Jadilah sebagai hamba-hamba yang bersaudara. Seorang mukmin tidak boleh mendiam kan (mengacuhkan) saudaranya lebih dari tiga hari." (HR Bukhari Muslim). Hadis tersebut mengajarkan untuk tidak saling membenci, apalagi sampai bermusuhan dengan saudara seiman.

Kita tidak bisa mencegah keberadaan orang yang dengki dan memusuhi. Umar bin Khathab pernah berkata, "Tidak ada seseorang yang dikarunia kenikmatan kecuali ada orang yang dengki kepadanya." Tak jarang kedengkian berujung pada permusuhan jika kita mudah terprovokasi dan meladeni kedeng kian orang lain. Bahkan, banyak orang yang sampai menampakkan permusuhan secara terang-terangan.

Orang yang cerdas tidak akan mudah terpancing ketika ada seseorang yang dengki atau memusuhi dirinya terlebih dahulu. Ia senantiasa mencermati duduk persoalannya dan memperbaiki hubungan agar damai dan aman. Bersikap penuh toleran dan menganggap bahwa persoalannya sangat sederhana.

Keimanan dan kesabaran adalah modal utama menghadapi kedeng kian dan permusuhan orang lain. Bersabar dalam menghadapi segala gunjingan. Tidak perlu membalasnya dengan tindakan yang sama. Karena orang yang dengki tidak memperoleh kebaikan dari apa yang dia lakukan.

Jangan biarkan hati dan pikiran kita sibuk memikirkan sikap dengki dan permusuhan orang lain. Tetap bersikap baik dalam bergaul dan berinteraksi dengan mereka."Tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik sehingga orang yang ada permusuhan di antaramu dan dia seolah telah menjadi teman yang setia." (QS Fushilat: 34).

Imam Ibn Taimiyah pernah dizalimi dan dijebloskan ke dalam penjara di Kota Alexandria. Ketika bebas dari penjara, seseorang bertanya, "Apakah engkau berpikir untuk membalas perbuatan orang-orang yang menjebloskanmu ke penjara?" Imam Ibn Taimiyah menjawab, "Aku sudah memaafkan semua orang yang telah menzalimiku."

Sungguh indah sikap yang ditunjukkan Imam Ibn Taimiyah. Jika seseorang mengumpat secara berlebihan, menghina, mencela, dan menzalimi kita, berikanlah dia pukulan telak dengan cara memaafkannya karena Allah. Ia akan merasa terhina. Katakan sesuatu yang baik kepadanya agar selalu terngiang. Ketahuilah, kemenangan tidak diperoleh dengan pembalasan dendam, tetapi dengan maaf yang terbuka. Wallahua'lam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement