Jumat 29 Mar 2019 15:54 WIB

Mahometan dan Lahirnya Komunitas Muslim di Selandia Baru

Mahometan sebutan awal umat Islam di Selandia Baru.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Agung Sasongko
Umat Muslim berdoa di taman di luar Masjid Al Noor di Christchurch, Selandia Baru, Senin (18/3).
Foto:

Kini, komunitas Muslim di Selandia Baru kian berkembang. Menurut presiden Asosiasi Muslim Internasional Selandia Baru, Tahir Nawaz, saat ini minoritas Muslim di negara itu mencapai hampir 60 ribu orang. Menurutnya, perubahan bertahap dalam kebijakan pemerintah terkait imigrasi dan pengungsi memberikan peluang terhadap imigrasi tambahan bagi kaum Muslim di sana. Hal itu terutama melalui Program Kuota Pengungsi pada 1987. 

Shepard mencatat bahwa warga Fiji-India, para pekerja kerah putih dan profesional, serta para mahasiswa internasional yang belajar di universitas-universitas di Selandia Baru di bawah rencana Kolombo, telah mendorong meningkatkan jumlah Muslim di negara itu menjadi 2.500 pada 1986. 

Catatan sensus 2013 menunjukkan ada sekitar 46 ribu Muslim di negara ini. Sekitar 75 persen tinggal di Auckland dan 25 persen lahir di Selandia Baru. Statistik selanjutnya serupa dengan catatan pada 1986, di mana 26 persen dari mereka lahir di Selandia Baru. 

Saat ini, sekitar setengah dari populasi Muslim di Selandia Baru adalah perempuan. Angka perempuan Muslim mencerminkan peningkatan yang stabil sejak awal abad ke-20, ketika kala itu hampir tidak ada kehadiran perempuan.

Dari jumlah total dalam sensus 2013, 21 persen Muslim dilahirkan di negara di Kepulauan Pasifik tersebut dan 26,9 persen lahir di Asia. Sementara hanya 23,3 persen yang lahir di Timur Tengah dan Afrika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement