Sabtu 30 Jun 2018 14:44 WIB

Forum Media Islam-Eropa Bahas Ujaran Kebencian

forum tersebut juga membahas kebebasan pers dari perspektif hukum dan agama.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Agung Sasongko
Secarik kertas Islamofobia
Foto: Onislam
Secarik kertas Islamofobia

REPUBLIKA.CO.ID,  JEDDAH -- Forum Media Islam-Eropa digelar pertama kalinya guna menjalin kerjasama untuk mengendalikan ujaran kebencian di media. Forum tersebut dimulai pada Jumat (29/6) di Press Club Brussels Europe.

Selama sesi pembukaan, kepala Dewan Persatuan Jurnalis di Brussels, Peter Knappen, berbicara tentang pentingnya kebebasan pers. Ia lantas menekankan bahwa pers harus digunakan secara bertanggung jawab dan mengikuti nilai-nilai etis dan profesional. Direktur departemen informasi Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Maha Mustafa Aqeel, mengatakan bahwa forum tersebut adalah bagian dari strategi media OKI untuk melawan Islamofobia.

"Strategi kami berfokus pada interaksi dengan media, akademisi, dan para pakar tentang berbagai topik yang relevan, selain terlibat dengan pemerintah di barat untuk meningkatkan kesadaran, mendukung upaya badan masyarakat sipil Muslim di Barat, dan melibatkan keduanya dalam mengembangkan rencana dan program untuk melawan Islamofobia," kata Aqeel, dilansir di Arab News, Sabtu (30/6).

Aqeel mengatakan, sejak 2005 OKI telah mengadopsi banyak resolusi yang menyerukan langkah-langkah yang jelas dan nyata untuk mengatasi Islamofobia dan kontra-terorisme yang dihasilkan dari itu. Menurutnya, upaya-upaya itu termasuk mendirikan Observatorium Islamofobia, yang mengeluarkan laporan tahunan untuk melawan Islamofobia.

Dia juga menunjukkan bahwa OKI telah melakukan upaya untuk melibatkan media, pemerintah barat, masyarakat sipil dan organisasi regional dan internasional seperti Uni Eropa dan UNESCO untuk memerangi Islamophobia. Dalam hal ini, ia menjelaskan bahwa OKI telah membentuk sebuah pelayanan Kelompok Kontak Muslim Eropa pada 2016 untuk berkomunikasi lebih erat dan teratur dengan para pejabat dan masyarakat di Eropa. Di samping itu, ia mengatakan OKI juga mendirikan pusat korespondensi untuk menanggapi argumen dan fatwa dari kelompok-kelompok ekstremis.

"OKI sedang dalam proses membangun penghargaan pers global untuk wartawan yang berkontribusi pada promosi dialog dan toleransi antar-budaya," tambahnya.

Aqeel mengatakan, bahwa forum yang berlangsung selama dua hari itu akan mengeksplorasi cara-cara untuk menjalin kerjasama antara media profesional dari negara-negara anggota OKI dan Uni Eropa untuk membantu mengendalikan pidato kebencian, stereotip dan berita palsu. Menurutnya, pemberitaan itu menyangkut semua yang berdampak negatif terhadap masyarakat dan memprovokasi intoleransi.

Sesi dalam forum tersebut juga membahas kebebasan pers dari perspektif hukum dan agama. Di samping, memperkenalkan peserta pada isi Strategi Media OKI untuk Menentang Islamofobia dan Program ISESCO untuk Pelatihan Media Profesional terkait Penekanan Stereotip tentang Islam dan Muslim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement