Senin 14 Mar 2011 17:47 WIB

Alhamdulillah…Sejak Awal Tahun, Masjid Lautze Sudah Mengislamkan 18 Orang

Rep: MG14/ Red: Johar Arif
Interior dalam Masjid Lautze
Foto: SOUP.IO
Interior dalam Masjid Lautze

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-Sejak awal tahun ini, jumlah mualaf di Masjid Lautze, Jakarta Pusat, tercatat 18 orang. Secara keseluruhan, masjid ini telah melakukan pengislaman terhadap 846 orang sejak 1997.

“Sejak awal tahun ini, Alhamdulilah 18 orang telah menjadi muallaf di Masjid ini,” ucap H M Ali Karim Oei, Wakil Ketua Umum Yayasan Haji Karim Oei, kepada Republika.co.id, Ahad (13/3).

Sebenarnya Masjid ini telah melakukan pengislaman sejak 1991. Namun, pendataan baru dilakukan pada 1997.

Karim Oei mengatakan sebanyak 95 persen yang diislamkan di Masjid Lautze berasal dari keturunan Tionghoa. “Ada juga yang bukan warga keturunan tapi hanya beberapa orang saja,” ungkapnya. “Biasanya alasan mereka masuk Islam di karenakan pernikahan, lingkungan, dan bahkan ada yang karena mimpi.”

Menurutnya, mulai banyaknya warga keturunan Tionghoa yang ingin masuk Islam dikarenakan mulai terbukanya informasi mengenai dunia Islam, baik dari media maupun buku-buku Islam. Hal tersebut membuat semakin banyak warga keturunan yang mulai tahu dan tertarik pada Islam.

Masjid ini juga melaksanakan pengajian rutin setiap Ahad. Selain itu, juga ada pengajian khusus untuk mualaf. Dalam pengajian itu, para mualaf bisa bertanya dan berbagi. Menurut Karim Oei, hal ini di lakukan untuk mengarahkan mualaf agar terus memperkaya diri akan Islam, bahkan agar mereka bisa menjadi imam di masjid ini atau menjadi ustadz kelak.

Selain acara pengajian, masjid ini juga mengadakan pembinaan kepada jamaah mualaf untuk memperkuat iman mereka sehingga meminimalkan kembalinya mereka ke agama asalnya. “Untuk pembinaan lebih lanjut, masjid ini juga bersedia mengadakan pembinaan secara personal. Hal ini untuk menghindari mualaf kembali ke agama asalnya,” ujar Ustadz Suhaimi, pembina mualaf Masjid Lautze.

Ia mengatakan pembinaan mualaf dapat dilakukan kapan saja sesuai keinginan mualaf. Ini mengingat kebanyakan mualaf di sini merupakan warga keturunan yang sibuk berdagang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement