Selasa 08 Mar 2011 11:29 WIB

Peringati Hari Perempuan, Perempuan Saudi Ingin Kebebasan

Pelajar perempuan Arab Saudi alami kesulitan mengambil gelar di luar negeri. Mereka tak diizinkan meninggalkan negara tanpa ada wali.
Foto: Los Angeles Times
Pelajar perempuan Arab Saudi alami kesulitan mengambil gelar di luar negeri. Mereka tak diizinkan meninggalkan negara tanpa ada wali.

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH--Kaum perempuan di Arab Saudi memperingati Hari Perempuan Internasional dengan mengeluarkan kritik terhadap Kerajaan Arab Saudi yang mengekang kebebasan mereka.

Sejumlah mahasiswi yang dimintai komentarnya oleh ArabNews mengatakan, perempuan di Arab Saudi butuh kebebasan dan kemandirian, karena kesehariannya terlalu dikekang.

"Satu hal yang sederhana saja. Kami ingin hak agar bisa menyetir ke universitas. Saya tidak mengerti kenapa kami dilarang menyetir mobil," kata Zekayya Ghulman (22 tahun), Selasa.

Kholoud Mamoon punya keluhan lain. Ia mengaku tak bisa bebas bepergian tanpa ditemani saudara laki-lakinya. Yang juga ia harus minta izin kalau mau keluar. "Orang tua saya cerai. Ibu dari Mesir dan dia tinggal di sana. Kalau saya mau menjenguk ibu, ayah selalu melarang hingga akhirnya ia ikut bersama saya ke Mesir. Saya hanya ingin menjenguk ibu selama akhir pekan saja," kata remaja berusia 20 tahun ini.

Hukum Saudi yang ketat memang membuat gerak-gerik kaum hawa terbatas. Untuk bepergian, perempuan harus meminta izin wali mereka, termasuk mengantar ke bandara dan mengeluarkan dokumen izin bepergian yang dikeluarkan dengan paspor.

Sejumlah pekerjaan juga terlarang bagi perempuan. "Saya selalu ingin belajar jurnalisme dan menjadi wartawan. Tapi dilarang oleh ayah. Jadi dia mengambil ijazah saya. Saya yakin dia juga akan menentukan di bidang apa saya bekerja," kata Nora al-Harthy (20).

"Alasannya mengada-ada. Bahwa kerja jurnalisme itu menyampurkan perempuan dan lelaki dalam satu ruangan, dan berbicara dengan lelaki di telepon atau mewawancarai lelaki. Yang begini ini tabu di keluarga saya," keluh Nora.

Sementara di bidang olahraga, stadion adalah salah satu lokasi terlarang bagi perempuan. Padahal banyak perempuan Arab yang doyan sepak bola. "Ini tidak benar!" kata Mona Bokhary. "Kenapa perempuan tidak boleh nonton di stadion? Kenapa perempuan harus nonton di televisi atau layar? Apa yang salah dengan menonton di stadion? Kenapa tidak membuat tempat duduk khusus saja di stadion untuk perempuan?" katanya, berapi-api.

sumber : Arab News
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement