Rabu 29 Dec 2010 18:44 WIB

MUI Menjaga Terwujudnya Izzul Islam Wal Muslimin

REPUBLIKA.CO.ID,MEDAN--Majelis Ulama Indonesia sesuai visi dan misinya, menjaga dan mengawal tetap terwujudnya "Izzul Islam wal Muslimin" atau kejayaan Islam, berusaha meningkatkan kualitas disegala bidang, terutama iman, taqwa dan akhlak disamping ekonominya. "Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga menjadikan umat Islam jadi teladan dan terbaik di tengah umat lainnya, " kata Ketua Umum MUI Sumatera Utara, Prof Dr Abdullah Syah,MA, dalam sambutannya pada pembukaan Musyawarah Daerah (Musda) ke-VII MUI Sumut di Asrama Haji Pangkalan Masyur Medan, Selasa malam.

Ia mengatakan, berpijak pada wawasan MUI bahwa ulama sebagai pewaris Nabi (warasatul anbiya) senantiasa dituntut bijak dan cermat dalam memahami masalah nyata yang berkembang di tengah kehidupan masyarakat, berbangsa dan negara. Dengan demikian dapat memberikan solusi dalam berdakwah "amar ma'ruf nahi munkar" yang menyentuh hati dan perilaku nyata umat dan bangsa serta terwujudnya "islah" (perbaikan) dalam berbagai lapangan kehidupan menuju tatanan masyarakat yang berkualitas.

"Kita maklum bahwa masalah yang sedang dihadapi saat ini dan merupakan tantangan yang amat besar, misalnya maraknya 'almunkarat (kejahatan-kejahatan meresahkan) yang merupakan bentuk nyata penyimpangan dari nilai dan ajaran Islam yang rahmattan lil alamin," kata Guru besar Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumut itu.

Selanjutnya ia menjelaskan, berbagai bentuk kemungkaran yang terjadi itu antara lain, kemungkaran dalam bentuk pemikiran dan kemungkaran dalam bentuk akhlak dan perilaku.

Kemungkaran dalam bentuk pemikiran ditandai dengan maraknya pemikiran liberalisme, sekularisme,pluralisme agama yang berakar pada materialisme dan berkembang dibawah payung kapitalisme global.

Gerakan paham masyarakat ini terus merengsek masuk kedalam ormas-ormas dan lembaga-lembaga Islam yang mengancam kemurnian ajaran Islam saat ini dan akan datang, karena itu sangat perlu diwaspadai dan dicegah. Kemudian, kemungkaran pada tataran akhlak dan perilaku ditandai dengan maraknya korupsi (ghulul), kolusi (ta'awun alal ismi wal udwan), suap (risywah), ribawi, perjudian, miras, narkoba, perzinaan (pornoaksi dan pornografi).

Yang kesemuanya ini berdasarkan pandangan dunia materialisme, cara berpikir posivesme dengan akhlak hedonisme (mazmumah) dengan semangat liberalisme yang semakin nyata disaksikan masyarakat melalui media cetak dan elektronik yang seolah-olah itu lah budaya baru yang dikembangkan bangsa dan negara di era demokrasi dan reformasi nasional.

"Hal ini menjadi kebanggaan sebagian anak bangsa, dengan alasan kebebasan dan hak asasi manusia (HAM) mereka berbuat semaunya, tanpa ada batas atau rambu-rambu," kata Abdullah Syah.

Musda MUI yang berlangsung hingga Kamis (30/12) dibuka Wakil Gubernur Sumut Gatot Pudjo Nugroho. Turut menyampaikan sambutan Ketua Umum MUI Pusat Dr KH Makruf Amin.

sumber : ant
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement