REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH – Dari 288 kasus kematian per Sabtu (27/) siang, kematian karena sistem sirkulasi mencapai angka tertinggi.
‘’Jumlah kematian karena sistem sirkulasi mencapai 197,’’ ungkap dr Ramon Andreas, dokter penghubung Daker Makkah, Sabtu.
Penyakit sistem sirkulasi antara lain mencakup penyakit jantung, hipertensi, stroke. Dari 288 kasus kematian itu, sebanyak 121 kasus terjadi di pondokan. Sisanya terjadi di Balai Pengobatan Haji Indonesia dan rumah sakit Arab Saudi.
Menurut Ramon, banyaknya jamaah meninggal dipondokan menunjukkan kurang sigapnya petugas di lapangan. ‘’Ada banyak alasan, salah satunya misalnya kendala transportasi, sehingga jamaah itu tak sempat dibawa ke BPHI,’’ ujar Ramon.
Wakil Kepala Daker Makkah Bidang Kesehatan, dr H Taufik, telah mengeluarkan surat edaran per 22 November yang isinya agar petugas kesehatan di setiap sektor memantau jamaah berisiko tinggi. Tingginya kematian di pondokan, menurut dr Taufik memerlukan kewaspadaan yang tinggi petugas.
Wakil Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia di Arab Saudi, dr Chaerul Tanjung, menyatakan perlunya penyuluhan kesehatan kepada jamaah. ‘’Kita harus menyiapkan kondisi kesehatan jemaah haji ini, sejak jauh-jauh hari di Tanah Air," ujar Chaerul.
Chaerul menegaskan perlunya bimbingan itu agar jamaah yang berisiko tinggi menyesuaikan ibadah hajinya dengan kondisi fisiknya. Layanan bimbingan ini perlu disediakan di berbagai poliklinik di Tanah Air.
Seorang jamaah yang stres bikin resah jamaah lain. Jamaah yang tinggal di Sektor 6 tak lagi peduli pada jamaah lain. ‘’Bahkan buang hajat pun ia melakukannya di kamar,’’ ujar Sufyan Mansyur, pelaksana keamanan Sektor 6, Jumat (26/11) sore.
Jamaah kloter 83 embarkasi Solo ini sebelumnya pernah dirawat di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI), tapi karena sudah dianggap sehat, maka dikembalikan ke pondokan.
Menurut Sufyan, jamaah yang berusia kepala lima itu tak memiliki keluarga yang menyertainya. ‘’Kebetulan di pondokan itu ada kamar kosong, sehingga dia dipindahkan ke kamar kosong itu sendirian,’’ ujar Sufyan.
Sufyan melaporkan kondisi jamaah itu ke Daker Makkah. Sekretaris Daker Makkah, M Khanif, menyarankan agar segera menghubungi dokter kloter dan dirujuk lagi ke BPHI untuk diketahui kondisi sebenarnya.
‘’Jika dokter merekomendasikan dipulangkan cepat, kita upayakan untuk pulang secepatnya,’’ ujar Khanif. Jika ternyata masih bisa melanjutkan ke Madinah untuk melakukan arbain, maka jamaah itu tetap mengikuti rombongan ke Madinah.