REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON--Menarik sekali advetorial harian Herald Scotland hari ini. Mereka mengimbau agar para petani peternak di negeri itu untuk tak terpaku pada hari raya Kristen dan Katholik saja, tetapi juga hari raya Muslim. "Saatnya kita memahami dan menghormati hari raya Muslim," tulis media ini.
Secara tradisional, harga ternak mencapai puncaknya pada Paskah karena meningkatnya permintaan pada saat pasokan yang sangat tinggi. Namun, kata mereka, harus dicatat bahwa hal itu hanya berlangsung sangat singkat. "Setelah sebelumnya selalu mencapai titik terendah pada bulan September dan awal Oktober sehingga banyak petani Inggris menyembelih seekor anak domba untuk konsumsi mereka sendiri."
Dalam 20 tahun terakhir ini, mereka tertolong dengan lonjakan permintaan untuk anak domba untuk memasok pasar Spanyol saat Natal. "Sama seperti kita di Inggris secara tradisional makan kalkun di hari raya, sehingga Spanyol lebih memilih domba."
Namun, hal inipun tak banyak menolong. Fluktuasi mata uang juga memainkan peran dalam mendistorsi harga. Belum lagi gerojokan domba-domba Selandia Baru yang terus membanjiri pasar dunia. Ini pula yang diduga agak mengerem ekspor domba mereka ke Prancis.
"Tapi ada elemen baru yang harus diperhitungkan untuk strategi pemasaran kita, yaitu penduduk Muslim Eropa yang terus tumbuh," tulisnya.
Ada sekitar 2,5 juta Muslim di Inggris, dan Perancis juga memiliki populasi Muslim yang cukup besar. Ada kurang dari 45 ribu di Skotlandia, tapi diperkirakan bahwa umat Islam di seluruh Eropa kini jumlahnya lebih besar dari angka statistik resmi. "Sekitar 30 persen dari semua daging domba kini diserap pasar Muslim."
Pada saat konsumsi daging domba di Eropa oleh non-Muslim statis dan di banyak negara menurun, pertumbuhan konsumsi oleh umat Islam justru meningkat.
Namun Herlad Skotlandia menganjurkan para petani untuk memperhatikan aturan penyembelihan sesuai kaidah Islam. "Secara umum seperti juga agama-agama lain, Islam memiliki aturan tertentu tentang apa yang bisa dan tidak bisa dimakan."
DIbanding agama lain, kata mereka, Islam lebih banyak perayaan yang memerlukan daging. "Pada hari raya umat Islam biasanya menyediakan daging, juga ibadah puasa. Sebuah contoh yang baik adalah perayaan Idul Adha minggu lalu."
Maka, kata mereka, sangat beralasan kalau petani di Inggris memahami dan menghargai perayaan agama yang berbeda, dalam hal ini kaum Muslim. Saatnya, kata mereka, kiblat pemasaran berpindah pada umat yang terus berkembang jumlahnya di Eropa ini.