Senin 22 Nov 2010 18:50 WIB

Bandara King Abdul Azis Berjubel

REPUBLIKA.CO.ID,JEDDAH--Menteri Agama Suryadharma Ali mengakui Bandara King Abdul Aziz dewasa ini mengalami kepadatan bahkan cenderung berjubel dan sumpek sehingga pemulangan jemaah haji ketepatan waktunya sulit diprediksi. Penundaan keberangkatan pesawat di Bandara King Abdul Azis Jeddah masih menjadi rutinitas yang sulit dihilangkan, kata Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali, Sabtu malam."Untuk pemulangan memang sangat sulit diprediksi. Ini karena pengaruh lalu lintas udara di Jeddah yang sangat 'crowded'," ujar Menag usai melihat secara langsung persiapan hotel transit bagi jemaah haji Indonesia di Jeddah.

Beberapa saat setelah dari Hotel Norcom, Menag dan rombongan yang berjumlah sekitar 20 orang segera bergegas ke Bandara King Abdul Azis Jeddah untuk kembali ke Tanah Air. Namun, pesawat yang ditumpangi Menag juga tak luput mengalami penundaan. Tak tanggung-tanggung waktu penundaannya mencapai sembilan jam.
Seharusnya rombongan Menag meninggalkan Bandara King Abdul Azis Sabtu (20/11) pukul 19.50. Namun karena penerbangan di bandara ini sangat sibuk, rombongan baru bisa berangkat kemarin pukul 05.40. Rombongan Menag antara lain terdiri naib amirulhaj KH Hasyim Muzadi, Muhammad Muqoddas, sekretaris amirulhaj Ahmad Djunaidi, anggota Komisi III DPR Dimyati Natakusuma, dan ajudan menteri.
Penundaan juga dialami kloter-kloter awal yang diberangkatkan dari Terminal Khusus Haji King Abdul Azis Sabtu (20/11) lalu. Pada masa sibuk saat ini, tiga landasan pacu di Bandara King Abdul Azis dioperasikan seluruhnya.

Menurut Menag, setidaknya ada dua hal yang membuat penerbangan jamaah haji menjadi tertunda. Pertama, ada kendala teknis pesawatnya seperti kerusakan dan sebagainya. Kedua adalah memang pesawat pengangkut belum juga tiba lantaran jadwal kedatangan di King Abdul Azis juga sangat padat.

Dengan sulitnya memprediksi ketepatan waktu pemberangkatan ini, menurut dia, cukup tepat langkah yang diambil Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menyediakan hotel transit. Setidaknya jika terjadi penundaan, jamaah bisa tetap beristirahat di hotel dan mengendurkan urat saraf setelah lelah menjalani prosesi ibadah. Pada tahun ini ada delapan hotel transit di Jeddah yang disediakan untuk jamaah.

sumber : ant
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement