REPUBLIKA.CO.ID,KENDARI--Muhammadiyah dinilai masih mampu bertahan sejak berdirinya tahun 1912, karena para aktivisnya ikhlas berdakwah tanpa mengharap pamrih. "Saya pernah ditanya aktivis pergerakan Islam di Muangthai, mengapa Muhammadiyah bisa bertahan sampai satu abad ? Saya jawab, karena aktivis kami ikhlas berdakwah, bukan untuk memperoleh posisi tertentu," kata Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Fattah Wibisono di Kendari, Minggu.
Fattah mengatakan keberlangsungan hidup Muhammadiyah, juga ditopang sifat optimisme para kader dalam mengembangkan organisasi massa Islam ini Ia mencontohkan, salah satu pengurus Aisyiyah (organisasi afiliasi Muhammadiyah) tingkat kabupaten di Pulau Jawa menerima penawaran sebuah rumah seharga Rp300 juta, untuk dijadikan sekretariat, meskipun Aisyiyah tidak memiliki dana saat itu.
"Sesuai batas waktu yang diberikan oleh pihak penjual, tiga bulan kemudian rumah itu berhasil dibeli. Hal itu dilakukan setelah berhasil mengumpulkan sumbangan dari warga Muhammadiyah maupun simpatisan," kata Ketua Muhamamadiyah yang menangani bidang hukum, hak asasi manusia, hikmah dan kebijakan publik ini.
Menurut dia, eksistensi Muhammadiyah bertahan, juga karena adanya dukungan luas dari masyarakat maupun pemerintah.
"Bila tidak mendapat dukungan masyarakat, tentu sudah lama Muhmaadiyah bubar," ucapnya. Ia menilai adanya organisasi massa yang bubar, karena para anggotanya banyak pamrih dalam bekerja, kurang optimistis dalam memperjuangkan misi organisasinya, serta tidak mendapat dukungan dari pemerintah atau masyarakat.