REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH--Hingga hari ini, belum ada keputusan pasti di mana lokasi perkemahan yang akan ditempati jamaah haji Indonesia. Hal itu dikatakan Wakil Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia (PPIH) Arab Saudi, Subhan Cholid. Itu disebabkan pemerintah Arab Saudi baru akan mengajak rapat PPIH dan penyelenggara haji negara lain pada 20 Dzulqaidah. “Dari tanggal itu, persiapan-persiapan baru bisa dimatangkan,” kata Subhan.
Menurut Subhan, PPIH belum dapat mengerjakan atau membenahi maktab lantaran penyerahan maktab dari pemerintah Arab Saudi baru akan dilakukan sekitar tanggal 5 Dzulhijjah. ”Ini memang menjadi kekhawatiran saya, namun pemerintah Arab Saudi selalu begitu, menyerahkan pada waktu yang mepet,” jelas dia.
Selain mepetnya waktu, lokasi maktab juga tidak bisa ditawar. Dengan demikian, mau tidak mau, PPIH akan menyesuaikan keputusan-keputusan dari pemerintah Arab Saudi. Soal lokasi maktab, menurut Subhan, tidak mesti sama dengan tahun-tahun sebelumnya.
Termasuk tenda utama yang digunakan Misi Haji Indonesia juga berubah-ubah. Terkadang lokasinya di dekat maktab, tapi pernah pula di luar maktab. “Mudah-mudahan kita bisa melakukan checking terakhir,” harapnya.
Dia menambahkan, fasilitas-fasilitas di Arafah tidak terlalu berbeda dibanding tahun lalu. Memang dia mengakui saat ini ada beberapa pembenahan jalan dan jembatan. Namun pembenahan itu tidaklah terlalu signifikan.
Sebenarnya perubahan yang paling mencolok adalah adanya layanan monorel (qithar almasyair). Namun fasilitas baru ini pun belum bisa dinikmati jamaah haji Indonesia karena masih dikhususkan jamaah asal Arab Saudi dan negara-negara Arab lainnya.
Meski demikian, jamaah Indonesia akan bisa menikmati monorel mulai tahun ini. Dari pantauan terakhir, pengerjaan monorel rute Arafah-Muzdalifah-Mina memasuki tahap finishing. Beberapa kereta yang dijadikan sarana pengangkut jamaah juga terus diujicoba.
Duta Besar RI untuk Arab Saudi dan Kesultanan Oman, Gatot Abdullah Mansyu,r belum lama ini sudah melakukan pertemuan dengan Gubernur Mekkah terkait layanan monorel ini. Menurut Gatot, monorel ini sementara bisa mengangkut 150 ribu hingga 200 ribu jamaah Arab Saudi dan negara-negara Arab lainnya. Monorel ini nantinya akan menghubungkan kota-kota perhajian yakni Mekkah dan Madinah.