Selasa 24 Aug 2010 06:08 WIB

Deisy Khan: Gerakan Antimasjid Mirip Antisemit Zaman Hitler

Seorang Muslim Amerika \
Foto: NYT
Seorang Muslim Amerika \"menonton\" orasi seorang pemrotes anti-masjid Gorund Zero

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK--Aktivis Muslimah New York, Deisy Khan, menilai gerakan anti pembangunan masjid di dekat Ground Zero sudah makin tak terkontrol dan cenderung rasis. Mereka, katanya, tak lagi menyoal pembangunan masjid semata, namun mengarah pada kebencian terhadap umat Islam.

"Ini seperti anti-Semitisme di masa lalu, dibuat sistematis. Itu yang kita rasakan sekarang," kata Daisy Khan dalam acara This Week di stasiun ABC.

Menurutnya, mereka menutup telinga pada penjelasan apapun dan menutup rapat pintu dialog. Saat presenter acara menanyakan apakah ini bentu fobia Islam? Ia menggeleng.

"Itu bahkan bukan Islamophobia. Mereka benci Islam dan Muslim. Dan kita sangat prihatin," kata

istri Imam Feisal Abdul Rauf, salah satu penggagas masjid Ground Zero ini.

Meskipun demikian, ia mengaku bangga sebagai Muslim dan akan terus mendukung upaya pembangunan masjid itu.  "Dewan telah sangat mendukung, banyak politisi juga mengambil langkah itu, juga Walikota Bloomberg," ujarnya. "Dan kita harus menyadari bahwa kita juga memiliki hak konstitusional untuk itu (mendirikan masjid).

Menurutnya, seperti umat Islam kebanyakan di belahan dunia manapun, dan juga dialami kelompok agama manapun, ia juga mencemaskan tumbuhnya ekstremisme di kalangan umat. Itu sebabnya, pendirian pusat budaya Islam itu menjadi sangat penting. "Kami memiliki komunitas Muslim di seluruh bangsa bahwa kita harus prihatin, dan kita harus khawatir tentang ekstremis juga, karena mereka merampas saat ini."

Khan bersikeras proyek harus terus bergerak ke depan. "Tentu saja, harus terus dilanjutkan," katanya. "Ada begitu banyak yang dipertaruhkan."

Meskipun Gubernur Paterson, telah mengusulkan menemukan lokasi baru agar masyarakat tidak memecah belah, Khan mengatakan bahwa, setidaknya untuk saat ini, itu bukan merupakan pilihan.

"Sekarang ini tidak, sampai kita berkonsultasi dengan semua pemangku kepentingan," katanya. Ia mengaku menjalin komunikasi yang intens dengan , muncul di jaringan dengan komunitas Yahudi  Jewish Community Center  pimpinan Rabi Joy Levitt, yang telah menjadi salah satu penasihat untuk upaya pendirian masjid itu. "Kami harus sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan besar seperti ini."

sumber : New York Times
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement